Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Arief Budiman mengatakan ada kemungkinan terjadi lonjakan jumlah TPS (tempat pemungutan suara) dalam Pilkada 2020 yang akan digelar 9 Desember nanti.
Menurut Arief penambahan jumlah TPS terbuka untuk dilakukan demi mengurangi jumlah pemilih di TPS. Tujuannya, mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Ketua KPU menjelaskan KPU sudah memutuskan lewat rapat pleno bahwa opsi yang muncul adalah mengurangi jumlah pemilih per TPS hingga separuhnya.
Maka dari semula 800 pemilih di tiap TPS menjadi 400 pemilih. Kondisi iniah yang menbuat jumlah TPS bakal melonjak.
"Jadi kemungkinan terjadi lonjakan jumlah TPS dua kali lipat," katanya dalam diskusi daring 'Antara Pandemi dan Pilkada' hari ini, Kamis, 28 Mei 2020.
Arief menyatakan hasil rapat pleno tersebut sudah disampaikan kepada seluruh KPU tingkat provinsi. Hasilnya, sebagian besar mengusulkan mulah pemilih per TPS diturunkan menjadi 500 orang. Maka penambahan TPS tidak sampai dua kali lipat.
Menurut dia, perhitungan sementara belum memasukkan faktor tambahan pemilih seiring dengan penundaan pilkada. Semula direncanakan Pilkada 2020.
Berdasarkan data pemilih berusia 17 tahun atau yang sudah menikah per September 2020, jumlah pemilih berkisar 105 juta orang yang tersebar di 105.691 TPS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lah, kalau ini nanti sampai Desember 2020 tentu jumlah pemilih tenttu bertambah," ujar Ketua KPU Arief Budiman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini