Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu alat bantu bagi penyandang disabilitas netra dalam melakukan mobilitasnya adalah tongkat atau yang dikenal dengan nama The White Cane. Berdasarkan fungsinya, tongkat Tunanetra terbagi menjadi dua yakni tongkat untuk melakukan orientasi mobilitas dan tongkat yang membantu berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Saung Harmoni, Kelompok Angklung Tunanetra
Kaiden, Orang Indonesia Pertama Pembuat Tongkat Tunanetra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembuat tongkat Tunanetra pertama dari Indonesia, Kaiden Dwidjo Leksono mengatakan tongkat untuk melakukan orientasi mobilitas atau proses pengenalan medan, jalan, ruang dan kondisi di sekitar Tunanetra, memiliki bentuk permanen atau tidak dapat dilipat. "Materinya juga lebih kuat dan keras," ujar Kaiden saat diwawancara di rumahnya di Semper, Jakarta Utara, pekan lalu.
Kaiden Dwidjo Leksono, orang Indonesia pertama yang membuat tongkat tunanetra. Selama ini tongkat tunanetra biasanya diimpor dari Jepang, Belanda, dan Thailand. TEMPO | Cheta Nilawaty
Adapun tongkat untuk mobilitas atau berjalan memiliki bentuk yang dapat dilipat. Kaiden yang juga mantan Ketua DPC Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni wilayah Jakarta Utara ini, menjelaskan tongkat yang dilipat dapat membantu mempermudah ruang gerak Tunanetra. Dia mencontohkan, tongkat lipat lebih ringkas dibawa saat Tunanetra harus naik kendaraan umum.
Dalam perkembangannya, tongkat Tunanetra dilengkapi berbagai jenis teknologi. Salah satunya adalah tongkat buatan India yang dilengkapi radar pendeteksi benda di sekitarnya. "Tongkat ini memiliki radar dengan kabel yang tersambung dengan baterai listrik di pegangannya," ujar Walmiatun, seorang marketing officer di perusahaan yang menjual alat bantu Tunanetra, PT Visi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Artikel lainnya:
Begini Cara Tunanetra Menonton Piala Dunia 2018
Tunanetra Juga Bisa Nongkrong di Mal Tanpa Tongkat
Selain tongkat yang dilengkapi radar pendeteksi, ada pula tongkat dengan roller di ujung bawah. Roller atau karet yang dapat berputar itu untuk mengetahui seperti apa permukaan tanah atau sebagai peringatan terkait benda-benda di sekitar Tunanetra. Jika memakai tongkat tanpa roller, maka Tunanetra berjalan dengan cara mengetukkan atau menggeser tongkat. Berbeda dengan tongkat untuk orientasi mobilitas dan tongkat lipat, tongkat dengan teknologi pelengkap dibanderol lebih mahal, yakni di atas Rp 2 juta.