Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mengenang Sondang Hutagalung: Terkutuklah Buat Ketidakadilan

Sondang Hutagalung, mahasiswa Fakultas Hukum UBK meninggal setelah lakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka Jakarta pada 7 Desember 2011.

11 Desember 2021 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Orangtua almarhum Sondang Hutagalung, Saur Dame Sipahutar (kanan) memegang foto Sondang Hutagalung dan Pirto Hutagalung (kedua kiri) berdiri disampingnya saat menggelar tabur bunga mengenang 100 hari almarhum Sondang Hutagalung aktifis yang melakukan bakar diri didepan Istana pada 7/12/2011 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/3). ANTARA/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - 10 tahun lalu, Sondang Hutagalung meninggal, tiga hari setelah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (UBK) angkatan 2007 itu melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka Jakarta pada 7 Desember 2011.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motif aksi bakar diri Sondang Hutagalung masih menjadi tanda tanya besar. Asumsi yang paling kuat adalah soal kekecewaannya atas penegakan keadilan di Indonesia yang masih belum jelas. Hal ini dapat dilihat dalam catatan Sondang yang ditulis di buku harian kekasihnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Terkutuklah buat ketidakadilan, terkutuklah buat ketidakpedulian, terkutuklah buat kemiskinan, terkutuklah buat rasa sakit dan sedih, terkutuklah buat para penguasa jahat, terkutuklah buat para penjahat, setelah aku tidak punya rasa lagi," tulis Sondang seperti dikutip Tempo dari laman antaranews.com, Senin, 10 Desember 2012.

Ayah Sondang, Pitor Hutagalung, menyesalkan pemerintah yang tidak ada perubahan signifikan dari tuntutan penegakan keadilan yang dibawa oleh anaknya. "Yang paling parah, (terpidana) narkotika yang divonis mati, malah diberi grasi. Cita-cita Sondang tentang penegakan keadilan belum tercapai," kata Pitor.

Sama seperti ayahnya, ibu Sondang Hutagalung, Saur Dame Hutagalung, juga belum melihat keadilan yang dituntut oleh anaknya di Indonesia. “Lihat saja, persoalan-persoalan malah makin menjadi-jadi,” kata Saur

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus