TIMOR Timur kini tengah bebenah. Sebentar lagi, pada 17 Juli,
propinsi ke-27 RI itu akan merayakan ulangeahunnya yang ke-3.
Presiden Soeharto akan ke sana tanggal itu. Pada saat itu,
lapangan udara Dilli, di ibukota Timtim sudah selesai
diperbaiki, dengan run-way sepanjang 500 meter dan menara serta
kantor yang bertingkat tiga. Juga sebuah stasiun televisi akan
tegak di situ, sehingga penduduk di sana bisa menikmati acara
dari Jakarta. Semua itu, menurut rencana, akan diresmikan
sendiri oleh Presiden.
Kunjungan Presiden nanti merupakan pertanda keamanan sudah
semakin maju di daerah yang rawan itu. "Kekuatan Fretilin
semakin mengecil," kata Brigjen Dading Kalbuadi. Dua Sabtu lalu,
kepada pembantu TEMPO Acin Yassien yang berkunjung ke Dilli,
Panglima Daerah Hankam Timtim itu optimis, akan mampu
mengendalikan keamanan di seluruh Timtim.
Makin menipisnya kekuatan Fretilin boleh jadi disebabkan
keretakan yang kabarnya terjadi dalam tubuh pimpinan mereka.
Xavier do Amaral, pemimpin Fretilin yang punya pengaruh pada
sebagian penduduk Timtim, kabarnya sudah disingkirkan. Yang
melakukan kup itu adalah Nicolau Lobato, tadinya 'PM' mereka.
Xavier, jebolan Seminari yang menyingkir ke hutan ketika
jatuhnya Dilli, kabarnya dianggap kurang radikal.
Tak begitu jelas motif penyingkiran Xavier yang sebenarnya. Tapi
belakangan ini semakin banyak penduduk dari pegunungan yang
tadinya berpihak pada Fretilin, turun menyerah. Menurut seorang
petugas Kodam di sana, selama bulan Mei kemarin ada sekitar 700
orang yang menyerah, termasuk 36 yang bersenjata. Salah seorang
adalah Joao Baptista du Jesus, yang menurut sumber itu, pernah
mendapat latihan militer di Angola.
Hansip
Makin berkurangnya dukungan penduduk terhadap Fretilin, menurut
beberapa sumber di Dilli, tak terlepas dari menipisnya
persediaan makanan di pegunungan. Bagi mereka yang menyerah,
menurut Pangda Dading, tak ada masalah. Mereka dikasih makan dan
ditempatkan dalam barak-barak untuk rehabilitasi.
Langkah untuk merangkul mereka yang menyerah menurut Pangda
Dading, sudah dilaksanakan sejak tahun lalu. Uangpun lebih
banyak mengalir ke Timtim untuk pembangunan. Kalau di tahun
1977/1978 disediakan anggaran Rp 3« milyar ditambah dan? Inpres
Rp 2,8 juta, maka untuk tahun anggaran 1978/1979 ini kabarnya
disediakan hampir Rp 12 milyar. Meningkatnya jumlah anggaran
itu, antara lain karena sasaran pembangunan sekarang akan
menjamah tingkat kecamatan (posto) Sedang tahun lalu, sesuai
dengan pertimbangan keamanan, baru sampai tingkat kabupaten
castello).
Langkah lain sehubungan dengan keamanan adalah pembentukan 4.500
tenaga Hansip-Hanra, semuanya terdiri dari putera daerah. Banyak
di antara mereka tadinya adalah bekas pasukan UDT dan Apodeti,
dua bekas partai yang berpihak pada RI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini