Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Moeldoko: Yang Tersinggung Politikus Sontoloyo Berarti Melakukan

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan sebutan politikus sontoloyo yang disebut Presiden Joko Widodo merupakan bentuk kejengkelan.

25 Oktober 2018 | 20.13 WIB

Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah), Menlu Retno Marsudi (kedua kanan) dan Jaksa Agung HM Prasetyo (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018. Dalam diskusi itu disampaikan pemaparan kinerja empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di bidang Politik, Keamanan, Penegakan Hukum dan Tata Kelola Pemerintahan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Perbesar
Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah), Menlu Retno Marsudi (kedua kanan) dan Jaksa Agung HM Prasetyo (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018. Dalam diskusi itu disampaikan pemaparan kinerja empat tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di bidang Politik, Keamanan, Penegakan Hukum dan Tata Kelola Pemerintahan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan sebutan politikus sontoloyo yang disebut Presiden Joko Widodo merupakan bentuk kejengkelan. Namun perasaan itu disampaikan dalam bentuk guyonan. "Ya namanya jengkel kan bisa juga di-joke-kan," kata Moeldoko di Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Moeldoko mengatakan gestur becanda Jokowi merupakan wajar. Menurut dia, berpolitik tak boleh terlalu tegang. "Moso presiden tidak boleh becanda sih," kata dia.

Menurut Moeldoko, Jokowi ingin mengingatkan semua pihak agar berpolitik dengan santun. Pengingat itu juga berlaku untuk pasukannya sendiri.

Saat ditanya mengenai sosok politikus sontoloyo yang dimaksud, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu tak menjawab tegas. "Yang merasa tersinggung berarti kan melakukan, begitu saja," katanya sambil tertawa.

Jokowi sebelumnya mengatakan banyak politikus sontoloyo di Indonesia dan meminta masyarakat waspada terhadap mereka. "Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi saat membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.

Ungkapan politikus sontoloyo itu ia sampaikan saat menjelaskan rencana pemerintah menggelontorkan dana kelurahan tahun depan. Dia menuturkan, dana itu ditujukan untuk kepentingan masyarakat perkotaan seperti dana desa bagi penduduk pedesaan. Namun rencana tersebut dinilai politis oleh sejumlah pihak. "Kok jadi ramai. Kami semua ingin agar untuk rakyat jangan dihubungkan dengan politik," ujarnya.

Saat membagikan sertifikat untuk rakyat di Jakarta, Jokowi mengaku keceplosan mengucapkan politikus sontoloyo. "Saya enggak pernah pakai kata-kata itu, karena udah jengkel ya keluar. Saya sebetulnya bisa ngerem, tapi karena udah jengkel ya gimana," katanya, Rabu 24 Oktober 2018.

Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus