Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengatakan masalah ujaran Presiden Joko Widodo soal politikus sontoloyo tak perlu diperpanjang. Namun, ia punya istilah baru untuk menanggapinya. "Ojo loyo. Ini kesempatan kita, 2019 ojo loyo," kata Sandiaga saat ditemui seusai berolahraga di lapangan basket SMA Pangudi Luhur, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Sandiaga mengatakan baik politikus maupun masyarakat, mereka kini harus mulai bersemangat menghadapi kondisi ekonomi yang diklaimnya lesu. Ia pun mengatakan isu ini senada dengan topik kampanye utama yang diangkat Prabowo - Sandiaga dalam pemilihan presiden 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Jokowi Mengaku Keceplosan soal Politikus Sontoloyo
Mengenai ujaran yang terkesan menyerang, Sandiaga berharap para tokoh publik tak menggunakannya lagi. Ia mengaku, selaku pribadi, telah mengeliminasi istilah-istilah yang bernada menghantam lawan politik lantaran tak ingin menciptakan suasana yang panas.
Kata “sontoloyo” viral belakangan. Presiden Jokowi mengatakan “sontoloyo” untuk menyebut politikus yang acap mengaitkan kebijakan pemerintah dengan pemilihan presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Zulkifli Hasan Maklumi Ujaran Jokowi soal Politikus Sontoloyo
Ujaran “sontoloyo” ini ditanggapi beragam. Ditilik dari pemaknaan istilah, timbul tafsir yang berbeda perihal kata "sontoloyo". Politikus Gerindra, Andre Rosiade, memandang ujaran ini bermakna konotatif dan tidak selayaknya disampaikan oleh seorang pemimpin. Politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean, senada dengan Andre.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo mengatakan dalam adab tutur masyarakat Jawa, istilah sontoloyo masih sopan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan juga memandang ucapan sontoloyo Presiden Jokowi itu manusiawi.