Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Momen

11 April 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Batik Air dan TransNusa Bersenggolan

PESAWAT Boeing 737-800 rute Jakarta-Makassar yang dioperasikan Batik Air menabrak pesawat ATR 42-600 PK TNJ milik TransNusa di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin malam pekan lalu. Tabrakan terjadi saat pesawat Batik hendak lepas landas, tapi di landasan pacu masih ada pesawat TransNusa yang ditarik petugas ground handling PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) untuk dipindahkan ke lokasi parkir pesawat.

Pilot Batik sempat menghindar, tapi sayap kiri pesawat telanjur menyenggol TransNusa. Ada ledakan pada sayap Boeing. Adapun pesawat ATR terbakar dan hangus sebagian. Tak ada korban dalam kecelakaan itu. Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono mengatakan tiga pegawainya dibebastugaskan tiga pekan akibat insiden itu. Mereka adalah controller, asisten controller, dan penyelia. "Mereka diistirahatkan untuk kepentingan penelitian, evaluasi, dan investigasi," kata Wisnu.

AirNav Indonesia bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki faktor penyebab tabrakan. Wisnu mengatakan seperangkat peralatan diambil KNKT untuk diperiksa, antara lain rekaman suara dan kotak hitam. Menurut dia, faktor seperti buruknya kualitas frekuensi radio komunikasi antara menara pengawas dan maskapai, kurangnya pencahayaan di landasan pacu, serta tahapan aturan di bandara bisa menjadi penyebab insiden. "Semua faktor yang berkontribusi dalam kecelakaan harus diuji dan dibuktikan," ujar Wisnu.

Batik Air dan PT JAS mengklaim mengikuti seluruh prosedur. Presiden Direktur PT Lion Group Edward Sirait mengatakan pilot pesawat Batik Air telah mendapat izin lepas landas dari menara pengawas. Menurut dia, pilot telah berusaha menghindar, tapi senggolan tak terhindarkan. Sekretaris Perusahaan JAS Yoyok Priyowiwoho membenarkan personelnya saat itu memang sedang menarik pesawat TransNusa. Dia menyerahkan proses investigasi masalah ini kepada pihak berwenang. "Kami patuh, menghormati, dan bertanggung jawab terhadap rekomendasi tim investigasi," katanya.


Dari Dentuman Keras hingga Tergelincir

SENGGOLAN pesawat Batik Air dengan TransNusa di Bandar Udara Halim Perdanakusuma menambah panjang daftar kecelakaan pesawat di area bandara.

3 Februari 2015
Pesawat Garuda Indonesia GA 7040 tergelincir di Bandara Internasional Lombok gara-gara patah roda depan sebelah kanan serta gir dan as roda kanan.

24 April 2015
Dentuman keras keluar dari mesin Lion Air JT-303 saat pesawat itu hendak terbang dari Bandara Kualanamu menuju Jakarta. Diduga terjadi korsleting di mesin penyuplai tenaga listrik pesawat.

9 Oktober 2015
Pesawat Lion Air rute Makassar-Jakarta dengan nomor penerbangan JT773 gagal memberangkatkan penumpang karena masalah mesin.

22 Oktober 2015
Pesawat Garuda yang mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, nyaris bersenggolan dengan pesawat milik Lion Air berkode registrasi PK-LOV.

6 November 2015
Pesawat Batik Air ID 6380 rute Jakarta-Yogyakarta mengalami overshoot saat mendarat pada pukul 15.05 di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

20 Februari 2016
Lion Air JT 263 rute Balikpapan-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda.


Aburizal-Agung Sepakat Munas Golkar

PARTAI Golkar memastikan menggelar musyawarah nasional luar biasa pada 7 Mei mendatang di Bali. Munaslub disetujui baik oleh kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono. "Kami selenggarakan kalau tidak di Sanur, ya, di Nusa Dua," kata Aburizal di kantor pusat Golkar di Slipi, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Menurut Aburizal, tanggal itu sudah dikonsultasikan dengan Presiden Joko Widodo, yang bersedia hadir. Agung menyambut baik munaslub itu. Ia berharap, setelah perhelatan itu, tak ada lagi perpecahan di Golkar. "Semangat ini perlu terus kami gaungkan," ujar Agung.

Aburizal dan Agung memutuskan tak maju berebut ketua umum. Mereka yang sudah menyatakan akan mencalonkan diri antara lain Ade Komarudin, Idrus Marham, Airlangga Hartarto, Setya Novanto, dan Syahrul Yasin Limpo.


Dua Penerjun Tewas Saat Berlatih

DUA personel Pasukan Khas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara tewas saat berlatih terjun payung di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis pekan lalu. Mereka adalah Kopral Dua Beni Priandi dan Prajurit Satu Supranoto, anggota Batalion 461 Paskhas Jakarta. Keduanya berlatih terjun payung bersama puluhan personel Paskhas menjelang peringatan hari ulang tahun TNI Angkatan Udara ke-70, pada Sabtu pekan lalu.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Dwi Badarmanto mengatakan dua tentara itu terjun dari pesawat C-130 Hercules yang terbang di atas Halim Perdanakusuma pada pukul 09.00. Menurut dia, Beni gagal mengembangkan parasut karena tali membelit badan. Akibatnya, ia jatuh menimpa atap rumah dinas TNI Angkatan Udara di kawasan Halim Perdanakusuma.

Sedangkan Supranoto jatuh di landasan pacu. Awalnya parasut Supranoto mengembang sempurna. Tiba-tiba angin kencang berembus sehingga ia terpelanting dan jatuh. "Dua jam setelah kejadian, keduanya dinyatakan meninggal," kata Dwi.


Komandan Kodim Pesta Narkotik

KOMANDAN Komando Distrik Militer Kota Besar Makassar Kolonel Infanteri Jefry Oktavian Rotty digerebek ketika sedang berpesta narkotik jenis sabu-sabu di ruang karaoke VIP-37 lantai 12 Hotel D'Maleo di Makassar, Rabu dinihari pekan lalu. Jefry ditangkap ketika sedang bersama Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi Komando Daerah Militer Wirabuana Letnan Kolonel Budi Iman Santoso, pengusaha Muhammad Nasri dan istri bernama Uci Nasri, serta tiga warga sipil lain, yakni Aswar, Fitri, dan Bimang.

Penggerebekan dipimpin Kepala Staf Kodam Wirabuana Supartodi. Panglima Komando Daerah Militer Wirabuana Agus Surya Bakti mengatakan dua anggota Tentara Nasional Indonesia itu positif mengkonsumsi narkotik berdasarkan tes urine. Menurut Agus, penggerebekan itu untuk membersihkan TNI dari pengaruh narkotik. "Sanksi paling berat adalah pemecatan," katanya. Menurut Agus, dalam penangkapan itu ditemukan narkotik berbentuk cairan dan blue sapphire.

Nasri menyangkal mengkonsumsi narkotik. "Kami hanya karaoke dan minum Martel (merek minuman keras)," ujarnya. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Agus Budiman Manalu mengatakan lima orang sipil tersebut telah dites urine. Menurut dia, hanya Aswar yang positif mengkonsumsi narkotik. Ia juga menyatakan barang bukti berupa cairan itu tidak mengandung unsur narkotik. "Kandungannya berjenis metilon, tidak masuk kelompok narkotik," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus