Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Muhadjir Effendy: Perlu Perubahan Paradigma Bagi Penyandang Disabilitas

Menteri Muhadjir Effendy mengatakan masih banyak tantangan dalam mewujudkan kehidupan yang inklusif bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

15 September 2020 | 10.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri PMK Muhadjir Effendy memberikan kata sambutan pada Malam Syukuran dan Apresiasi Tim Kemanusiaan Pelepasan WNI dari Wuhan dengan Masyarakat Natuna di Gedung Sri Serindid, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu, 15 Februari 2020. ANTARA/Muhammad Adimaja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan masyarakat penyandang disabilitas perlu mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama sebagai warga negara. Sebab itu, harus ada paradigma yang diubah untuk mengakomodasi hak penyandang disabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ketika akan menyetarakan kedudukan penyandang disabilitas dengan warga negara lainnya, maka perlu memberikan peluang, kesempatan bagi warga negara dengan disabilitas untuk menunaikan kewajibannya," ujar Muhadjir Effendy saat membuka acara temu inklusi di Bulukumba, Sulawesi Selatan yang dilakukan virtual, Rabu 9 September 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peluang dan kesempatan bagi penyandang disabilitas, menurut Muhadjir Effendy, harus tersebar dalam berbagai segi kehidupan. Salah satunya menyediakan akses di bidang pendidikan, pekerjaan, dan peluang usaha. "Bantuan sosial masih tetap diperlukan, namun jangan menjadi paradigma utama," ujarnya.

Menurut Muhadjir, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kehidupan yang inklusif di Indonesia. Di antaranya rendahnya angka partisipasi penyandang disabilitas di sekolah, serta belum adanya ketersediaan data disabilitas.

Temu inklusi yang digagas organisasi penyandang disabilitas Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel atau SIGAB dan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik, ini mengusung tema 'Dari Praktek Menuju ke Kebijakan'. Forum yang digagas sejak 2014 di Sleman Yogyakarta ini telah mengadvokasi 157 desa yang tersebar di 5 provinsi di Indonesia untuk menerapkan kebijakan inklusinya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus