Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan masyarakat penyandang disabilitas perlu mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama sebagai warga negara. Sebab itu, harus ada paradigma yang diubah untuk mengakomodasi hak penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketika akan menyetarakan kedudukan penyandang disabilitas dengan warga negara lainnya, maka perlu memberikan peluang, kesempatan bagi warga negara dengan disabilitas untuk menunaikan kewajibannya," ujar Muhadjir Effendy saat membuka acara temu inklusi di Bulukumba, Sulawesi Selatan yang dilakukan virtual, Rabu 9 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluang dan kesempatan bagi penyandang disabilitas, menurut Muhadjir Effendy, harus tersebar dalam berbagai segi kehidupan. Salah satunya menyediakan akses di bidang pendidikan, pekerjaan, dan peluang usaha. "Bantuan sosial masih tetap diperlukan, namun jangan menjadi paradigma utama," ujarnya.
Menurut Muhadjir, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kehidupan yang inklusif di Indonesia. Di antaranya rendahnya angka partisipasi penyandang disabilitas di sekolah, serta belum adanya ketersediaan data disabilitas.
Temu inklusi yang digagas organisasi penyandang disabilitas Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel atau SIGAB dan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik, ini mengusung tema 'Dari Praktek Menuju ke Kebijakan'. Forum yang digagas sejak 2014 di Sleman Yogyakarta ini telah mengadvokasi 157 desa yang tersebar di 5 provinsi di Indonesia untuk menerapkan kebijakan inklusinya.