Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Muhadjir Sebut Akan Merelokasi Permukiman dekat Bantaran Sungai dan Zona Aliran Lahar Dingin di Sumbar

Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah akan merelokasi permukiman masyarakat yang berada di bantaran aliran sungai di Kecamatan Limo Kaum, Sumbar

23 Mei 2024 | 11.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bersama Menteri Perhubungan Budi Karya memberikan keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan pemerintah akan merelokasi permukiman masyarakat yang berada di bantaran aliran sungai di Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhadjir menyampaikan pemerintah akan terus berupaya mempercepat penanganan bencana banjir bandang disertai material sedimentasi yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat. Selain di aliran bantaran sungai, kata Muhadjir, masyarakat yang masih berada di zona merah lahar dingin juga akan segera direlokasi. Menurut Muhadjir, relokasi ini diperlukan untuk meminimalisir agar tidak timbul korban di masa mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nanti rumah yang berada di bantaran sungai akan direlokasi supaya tidak lagi ada kasus seperti ini, tidak akan ada korban. Mudah-mudahan kondisinya akan lebih baik dibandingkan sebelumnya," ujar Muhadjir saat mengunjungi posko pengungsian korban bencana di Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar pada Selasa kemarin, dikutip dari keterangan resminya, Rabu 22 April 2024.

Muhadjir mengatakan relokasi rumah warga tidak akan terlalu jauh dari tempat tinggal semula. Hal ini untuk menjamin warga tidak kesulitan dalam sumber mata pencaharian dan pendapatan masyarakat. Selain itu, lahan yang akan dipakai untuk relokasi rumah akan dicarikan oleh Pemerintah Daerah dengan dibantu pendanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Muhadjir menghimbau masyarakat tidak ambil resiko dengan tetap memaksa tinggal di lokasi zona merah karena bencana banjir berpotensi akan terulang di kemudian hari. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat yang tinggal di zona merah untuk mematuhi ketentuan relokasi.

Selasa kemarin, Muhadjir mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang galodo di Simpang Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Saat meninjau posko pengungsian di Lapangan Batu Taba, Kecamatan Candung, Presiden Jokowi menyampaikan perlunya pembangunan sabo dam tambahan untuk mengantisipasi lahar dingin dan material vulkanik pada jalur aliran pegunungan. Menurut Presiden, dari kebutuhan 56 sabo dam yang dihitung oleh Kementerian PUPR, baru dua yang terbangun.

“Setelah dihitung dibutuhkan sabo dam 56, yang ada sekarang baru dua. Sehingga diperlukan tambahan lagi yang banyak,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi turut menyerahkan secara simbolis santunan duka bagi warga terdampak yang rumahnya hancur akibat bencana. Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis yang terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.

Pilihan Editor: Sederet Penanganan Banjir dan Longsor Sumbar: Rekayasa Cuaca Hingga Relokasi Rumah

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus