Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid mengatakan eksistensi mafia tanah akan selalu ada. Ia membandingkannya dengan tindak pidana lain seperti korupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selama kami masih bisa menghirup udara itu, selama itu pula masih ada mafia tanah, masih ada," kata Nusron sebelum bertemu Presiden Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nusron mengatakan bahwa kejahatan pasti akan selalu ada. Namun, Politikus Partai Golkar ini menilai minimal pemerintah bisa melakukan penataan sistem yang lebih baik untuk mengurangi tindak kejahatan. “Minimal kita tata sistemnya lebih bagus sehingga mengurangi tindak kejahatan itu secara signifikan,” kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 itu.
Ketika ditanya soal pertemuannya selama dua jam bersama Prabowo, Nusron mengatakan bahwa ia hanya melaporkan hal-hal umum mengenai kinerjanya sebagai Menteri ATR/BPN. Ia mengatakan tidak ada isu khusus.
Kementerian ATR/BPN sudah memiliki Satgas Anti Mafia Tanah. Selain itu, Nusron mengaku sudah meneken MoU kerjasama dengan Kejaksaan Agung, hingga aparat penegak hukum.
Nusron dan jajarannya akan melakukan rapat koordinasi terkait pemberantasan mafia tanah pada November mendatang. "Akan dihadiri oleh semua kepala kantor kami, dan semua Kajati sama Aspidum maupun Jampidum, yang ada di sini untuk bekerja sama untuk memberantas mafia tanah, sama Bareskrim dan Kapolda se-Indonesia," katanya.