Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan Indonesia, banyak para pejuang yang ikut perang dan bertaruh nyawa. Bahkan beberapa dari mereka harus gugur dalam usia muda. Siapa saja pahlawan yang gugur di usia muda?
Bung Karno pernah menyerukan "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Kalimat itu ia serukan pada kaum muda agar merebut kemerdekaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demi merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan, banyak pejuang yang tergerak hatinya. Tidak mengenal usia dan golongan, semua angkat senjata dan mempertaruhkan nyawa. Hal ini membuat tak sedikit dari mereka yang masih berusia muda mesti terenggut nyawanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini sekilas profil lima pahlawan yang gugur di usia muda, di antaranya:
1. I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Carangsari, Bali, 30 Januari 1917. I Gusti Ngurah Rai wafat di usia ke 29 tahun.
I Gusti Ngurah Rai bersama dengan rekannya berani menyerang Belanda di Tabanan. Kemudian ini membuat satu desemen pasukan Belanda menyerah. Akibatnya, Belanda melancarkan aksi balasan hingga membuat pasukan Ngurah Rai terdesak dan gugur pada 20 November 1946.
2. Pierre Tandean
Mengutip dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Pierre Tendean lahir 21 Februari 1939 di Jakarta. Tendean tutup usia pada usia 26 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya.
Pierre Tandean ialah seorang ajudan Jenderal Nasution yang diangkat pada tahun 1965. Ia tewas saat peristiwa G-30S ketika sedang berjaga di rumah Jenderal Nasution. Namun diduga kelompok penyerang salah tangkap, mengira ia adalah Nasution. Ia pun dibunuh di lubang buaya bersama Pahlawan Revolusi lainnya.
3. RA Kartini
RA Kartini adalah wanita tangguh kelahiran Jepara pada 21 April 1879 yang lahir dari keluarga ningrat dikenal karena gerakannya yang memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan. Lewat tulisan, pemikiran Kartini bisa terdengar hingga Belanda, termasuk mengirimkan tulisannya ke media lokal di negara Kincir Angin tersebut.
Salah satu buku yang ditulis kartini dan masih dikenal sampai saat ini adalah Habis Gelap Terbitlah Terang. Pada usianya yang ke 25 tahun, Kartini diberitakan meninggal dunia.
4. Robert Wolter Monginsidi
Robert Wolter Mongisidi lahir di Malalayang, Manado, pada 14 Februari 1925. Ia merupakan salah satu orang yang berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pasukan sekutu, NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda) kembali datang ke Indonesia untuk melakukan penyerangan.
Pada 17 Juli 1946, Monginsidi bersama pemuda di Makassar andil dalam Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda. Namun, akhirnya dia ditangkap dan pada 5 September 1949 dieksekusi oleh tim penembak Belanda. Ia wafat pada usia 24 tahun.
5. Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu dikenal sebagai remaja pemberani. Bagaimana tidak? Pada saat perang Pattimura tahun 1817, ia terjun ke medan pertempuran untuk melawan tentara kolonial Belanda.
Namun, setelah memimpin berbagai aksi melawan Belanda, ia pun kemudian tertangkap dan diasingkan ke Batavia. Martha melakukan aksi mogok makan selama perjalanan ke Batavia, hingga ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Ia meninggal pada usia belia, yakni 17 tahun.
RINDI ARISKA
Baca: Martha Christina Tiahahu Pahlawan Wanita yang Terkubur di Laut Banda Maluku
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.