Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pangkat Terakhir 7 Pahlawan Revolusi, Panglima AD hingga Ajudan Jenderal Besar

Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober, gugurnya 7 pahlawan revolusi. Apa pangkat terakhir mereka?

1 Oktober 2021 | 20.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas saat melihat sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober, tragedi gugurnya 7 pahlawan revolusi, dengan maksud agar warga Negara Indonesia terus mengingat peristiwa berdarah tragedi Gerakan 30 September atau G30S. Peristiwa Hari Kesaktian Pancasila bermula dari Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada September 1965 lalu untuk melawan PKI demi mempertahankan Tanah Air.

Setelah keluar surat perintah dari Soeharto tersebut, Wakil Panglima Angkatan Darat Letjen Maraden Panggabean dalam jumpa persnya menerangkan bahwa, Pancasila merupakan jalan hidup bangsa Indonesia yang tidak bisa digantikan oleh paham apapun.

Dikutip dari kemdikbud.go.id, pada 1 Oktober 1965 turut terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal senior. Berikut enam jenderal senior yang menjadi korban merupakan 6 pejabat tinggi TNI Angkatan Darat yaitu:

1. Letjen TNI Ahmad Yani
Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi

2. Mayjen TNI Raden Suprapto
Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi

3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo
Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan

4. Mayjen TNI Siswondo Parman
Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen

5. Brigjen Donald Isaac Panjaitan
Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik

6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat

Sementara itu, Jenderal TNI AH Nasution selamat dari percobaan penculikan. Namun putrinya, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, ajudanJenderal Besar AH Nasution tewas dalam peristiwa tersebut.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Museum AH Nasution, Peluru di Tembok Saksi Bisu Tragedi G30S

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus