Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pasar di Kota Palu Mulai Beroperasi Setelah Terkena Gempa

Salah satu gedung pusat perdagangan semi-modern yang kiosnya mulai kembali aktif adalah Pasar Bambaru di Palu Baru, Kota Palu.

12 Oktober 2018 | 08.31 WIB

Seorang anggota TNI membantu pengungsi yang akan membeli gas elpiji saat operasi pasar di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Oktober 2018. Operasi pasar gas elpiji di sejumlah titik di Kota Palu itu guna mempermudah pengungsi mendapatkan gas elpiji untuk keperluan memasak sehari-hari pascagempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Perbesar
Seorang anggota TNI membantu pengungsi yang akan membeli gas elpiji saat operasi pasar di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 6 Oktober 2018. Operasi pasar gas elpiji di sejumlah titik di Kota Palu itu guna mempermudah pengungsi mendapatkan gas elpiji untuk keperluan memasak sehari-hari pascagempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas perekonomian di Kota Palu mulai bergeliat dua pekan pasca-gempa melanda, Kamis, 11 Oktober 2018. Para pedagang di titik-titik perbelanjaan sudah tampak membuka lapaknya. Salah satu gedung pusat perdagangan semi-modern yang kiosnya mulai kembali aktif adalah Pasar Bambaru di Palu Baru, Kota Palu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat Tempo berkunjung, beberapa pemilik kios sedang bersiap menggelar dagangannya. Ramlah, 47 tahun, terlihat sedang sibuk mengelap sepatu dan tas produk jualannya.

"Ini kemarin kena runtuhan dinding dan atap, jadi dibersihkan dulu," ujar Ramlah saat ditemui di Pasar Babaru, Kamis pagi, 11 Oktober 2018. Ramlah baru mulai berdagang di hari itu. Dua pekan ini, ia dan karyawannya yang berjumlah lebih-kurang empat orang absen karena trauma dengan guncangan gempa.

Kios Ramlah rusak di bagian dalam. Plafonnya berongga dan atapnya jebol di beberapa sisi. Dinding-dinding kios itu pun retak hingga menimpa lemari dan rak sepatu dan tas dagangannya.

Sebuah lemari kaca Ramlah ambruk dan pecah. Isinya menghambur ke lantai dan berdebu. Ada tas perempuan dan sepatu untuk anak-anak serta dewasa yang berserakan terkena puing-puing bangunan.

Saat gempa terjadi pada Jumat, 28 September lalu, Ramlah dan karyawannya sedang menunggu kios. Mereka seketika langsung menutup pintu kios itu dan menggerendelnya rapat karena takut terjadi penjarahan. Isu penjarahan langsung berkembang saat itu.

Di hari pertama kios itu dibuka lagi, Ramlah sudah kedatangan pembeli. Seorang pembeli berbelanja sepatu untuk ke kantor. Dagangan yang bisa diselamatkan dan layak dijual lagi oleh Ramlah memang cukup banyak, yakni mencapai 80 persen. Sisanya telah rusak terkena gempa.

Pedagang lain, Syahril, 43 tahun, juga sudah membuka lapaknya. Ia menjual kaus kaki dan perlengkapan sekolah. Sejak empat hari lalu kios itu beroperasi, ada satu-dua pembeli tiap hari yang datang untuk belanja. Rata-rata membeli kaus kaki.

Kios lain milik Kamarudin, 96 tahun, juga telah aktif kembali. Kamarudin menjual pakaian harian dan seragam. Pengunjung kiosnya banyak yang membeli celana dalam. Adapun harga untuk dagangan para pemilik kios itu dijual sesuai dengan harga normal. "Celana dalam tetap Rp 10 ribu," ujarnya.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus