Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian di Oxford University menunjukkan pantauan genetik sejak awal kehamilan secara nasional dapat mencegah kelahiran 70 bayi dengan kondisi disabilitas setiap tahun. Riset ini dilakukan Oxford University setelah terdapat banyaknya kejadian kelahiran bayi dengan atrofi otot tulang belakang atau spinal muscular atrophy setiap lima hari di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak hanya pemantauan saat awal ke hamilan, tes setelah bayi lahir dalam waktu sedini mungkin mampu mencegah terjadinya kasus kelainan otot tulang belakang ini. Profesor bidang Paediatric Neuromuscular Diseases, Laurent Servais yang mendesain penelitian ini menyatakan, kelainan otot tulang belakang pada bayi sering terjadi pada setiap 10 ribu kelahiran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kelainan ini tidak akan berkembang menjadi kondisi disabilitas apabila mendapat penanganan tepat oleh tim medis pediatrti selama bayo belum berusia enam bulan," kata Laurent Servais seperti dikutip dari Irish Miror, Ahad, 8 Mei 2022. Dia sudah meneliti berbagai kasus kelahiran dengan kelainan otot tulang belakang sejak empat tahun lalu di Belgia.
Dari hasil penelitian tersebut, Laurent Servais menyimpulkan pemantauan sejak awal kelahiran terhadap otot tulang belakang bayi dapat mencegah terjadinya kondisi disabilitas. Dan pengecekan yang dilakukan secara bersamaan secara nasional dalam riset Oxford University tadi, berhasil mencegah penambahan jumlah terjadinya kondisi disabilitas pada 15 bayi yang lahir dengan kelainan otot tulang belakang setiap tahunnya.
Menurut Lorent Servais, spinal muscular atrophy pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh kelainan genetik yang disebut Survival Motor Neuron 1 atau SMN1. Bayi yang lahir dengan kelainan otot tulang belakang tanpa penanganan yang tepat dan sedini mungkin tidak akan bertahan hingga usianya lebih dari dua tahun.
Penyebabnya, bayi yang lahir dengan spinal muscular atrophy tanpa penanganan medis yang tepat akan bergantung pada penggunaan ventilator untuk bernapas. Kondisi spinal muscular atrophy yang tidak segera ditangani juga dapat merusak sel saraf otak dan mengganggu perkembangan motorik bayi.
Kelainan motorik ini dapat terlihat ketika bayi berusia tiga bulan. Kelainan motorik tersebut dapat terjadi secara degradatif dan cepat, sebelum bayi berusia enam bulan. Pada beberapa kasus, bayi tidak dapat bertahan hidup kurang dari dua tahun. Kalaupun bertahan, bayi berada dalam kondisi disabilitas dan membutuhkan berbagai peralatan medis yang terus melekat.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.