Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Menggenjot Pertumbuhan di Kuartal II

Perekonomian nasional tumbuh minus 0,74 persen selama kuartal pertama 2021.

7 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana penjualan alat elektronik di pusat Perbelanjaan, Sudirman, Jakarta. Industri elektronik diperkirakan menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Pemerintah menggenjot realisasi belanja negara demi mencapai target pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal II tahun ini. Tak hanya belanja dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), tapi juga belanja di kementerian dan lembaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 bisa berada di zona positif. Hal ini tecermin dari beberapa indikator ekonomi yang sudah menunjukkan tren pemulihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari seluruh leading indicator, menunjukkan Januari-Februari ada beberapa yang merah, Maret semuanya hijau. Ini menunjukkan perekonomian mulai mengalami pemulihan dan diharapkan kuartal II jauh lebih baik," ujar Kunta dalam diskusi daring, Kamis, 6 Mei 2021.

Dia melanjutkan, berbagai lembaga internasional memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan membaik tahun ini. Adapun di dalam negeri, berbagai perkembangan ekonomi mulai menunjukkan sinyal positif guna mendukung pemulihan ekonomi.

Kunta optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 berada di kisaran 7 persen. Hal itu disebabkan oleh adanya faktor base effect pada kuartal II 2020, ketika ekonomi Indonesia terkontraksi cukup dalam, yakni negatif 5,32 persen.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 masih minus 0,74 persen. Namun angka itu lebih baik daripada triwulan IV tahun lalu yang negatif 2,19 persen.

Karena itu, Kunta berharap hingga akhir 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di rentang 4,5-5,3 persen. "Negatifnya sudah sangat dalam, sehingga untuk mencapai itu kami optimistis," tuturnya.

Selain itu, Kunta menyampaikan perkembangan realisasi penyerapan anggaran PEN. Hingga 30 April 2021, realisasi anggaran PEN telah mencapai Rp 155,63 triliun atau 22,3 persen dari pagu Rp 699,43 triliun.

Rinciannya, realisasi di sektor kesehatan sebesar Rp 21,15 triliun atau 12,1 persen dari pagu Rp 175,52 triliun. Kemudian perlindungan sosial terealisasi Rp 49,07 triliun atau 32,7 persen dari pagu Rp 150,88 triliun dan program prioritas terealisasi Rp 18,98 triliun atau 15,3 persen dari pagu Rp 125,17 triliun.

Sementara itu, realisasi program dukungan untuk UMKM dan korporasi sebesar Rp 40,23 triliun atau 20,8 persen dari pagu Rp 191,13 triliun. Selanjutnya, realisasi insentif usaha sebesar Rp 26,20 triliun atau 46,2 persen dari pagu Rp 56,72 triliun.

Perlindungan sosial meliputi Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 13,72 triliun atau 47,8 persen, Kartu Sembako Rp 11,91 triliun atau 26,4 persen, bantuan sosial tunai (BST) Rp 11,11 triliun atau 92,6 persen, serta bantuan langsung tunai (BLT) desa Rp 1,78 triliun atau 12,4 persen.

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2021 memang menunjukkan perbaikan secara konsisten. Meski masih mengalami kontraksi, ekonomi domestik masih bisa tumbuh lebih baik jika dibanding pada periode yang sama tahun lalu.

"Tadinya saya perkirakan minus 1 persen, ternyata justru lebih baik di kisaran 0,74 persen," ujarnya. Piter optimistis output ke depan akan terus membaik dan ada percepatan.

Piter juga yakin pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal II 2021 akan mulai kembali positif. Hal ini didorong oleh adanya beberapa indikator yang menunjukkan perbaikan dan peran pemerintah dalam memberikan stimulus untuk menggerakkan perekonomian.

Sebelumnya, pemerintah memberikan stimulus PPnBM kendaraan bermotor dan pajak pertambahan nilai properti. Kebijakan pemerintah ini didukung Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. "Bank Indonesia melonggarkan memberikan DP sampai nol persen. Demikian juga OJK yang support dengan kebijakan pelonggaran, sehingga apa yang terjadi adalah sudah mulai muncul daerah masyarakat untuk belanja," kata Piter.

EKO WAHYUDI
#Ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus