Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Peneliti Politik TII Kritik Program Magrib Mengaji Ridwan Kamil-Suswono: Tidak Inklusif

Peneliti Bidang Politik di The Indonesia Institute, Felia Primaresti, mengomentari program Magrib Mengaji yang diusulkan oleh pasangan nomor urut 1 di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono.

3 Oktober 2024 | 15.56 WIB

Suasana Magrib Mengaji di Masjid An-Nimah, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis petang, 10 Januari 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Suasana Magrib Mengaji di Masjid An-Nimah, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis petang, 10 Januari 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Bidang Politik The Indonesia Institute, Felia Primaresti, mengkritik program Magrib Mengaji yang diusulkan oleh pasangan nomor urut 1 di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono. Adapun hal yang disorot oleh Felia di program ini berkaitan dengan kebutuhan anggaran yang cukup besar untuk merealisasikannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Tantangan yang muncul adalah terkait alokasi anggaran, mengingat program berskala besar ini akan memerlukan dana yang signifikan," kata Felia dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 3 Oktober 2024. Hal lain yang turut disoroti Felia adalah ketersediaan tenaga pengajar yang kompeten di setiap wilayah untuk mendukung program tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Magrib Mengaji adalah program yang ditujukan untuk anak-anak muslim usia sekolah. Dengan program ini, kegiatan anak-anak mulai dari adzan Magrib hingga bada Isya, diharapkan bisa diisi dengan kegiatan keagamaan. Ridwan Kamil pernah menggagas program ini saat menjabat Wali Kota Bandung. 

Felia menilai program Magrib Mengaji hanya eksklusif untuk masyarakat yang beragama Islam saja. Kondisi serupa ini dianggap Felia, tidak inklusif karena di Jakarta terdiri banyak kelompok masyarakat dengan keberagaman agama.

"Banyak umat beragama lain yang hidup berdampingan di kota ini, dan masih menghadapi masalah dalam hal kebebasan beribadah," ujar Felia, sembari memaparkan, "Salah satu contohnya adalah penolakan pembangunan rumah ibadat di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada 2022, yang mengungkapkan ketimpangan perlakuan terhadap berbagai agama di Jakarta."

Felia juga menyadur data Badan Pusat Statistik 2023 terkait tren pembangunan rumah ibadah di Jakarta yang menunjukkan adanya ketimpangan signifikan. Sepanjang 2018-2022, jumlah gereja Protestan berkurang sebanyak 1.449 unit akibat penolakan izin, perusakan hingga intimidasi kelompok tertentu.

"Sebaliknya, jumlah masjid dan musala justru meningkat signifikan, dengan penambahan 1.324 unit," ujar Felia membandingkan.

Adapun maksud Felia mengomentari program Magrib Mengaji itu, bukan perkara usulan ini sebuah hal yang buruk untuk masyarakat Jakarta. Namun dia melihat bahwa ada ketimpangan dari program ini, serta tidak inklusif untuk diikuti dan dinikmati manfaatnya oleh seluruh masyarakat.

"Wacana kebijakan ini, meskipun terkesan berniat baik, namun dapat memperlebar ketimpangan sosial antar agama di Jakarta, terutama kebijakan tersebut tidak mempertimbangkan keberagaman dan inklusivitas," ucap Felia. 

Bicara perihal Magrib Mengaji, sebenarnya bukan program yang baru di Jakarta. Dikutip dari pemberitaan Tempo yang tayang 10 Januari 2019, Anies Baswedan saat menjabat sebagai gubernur Jakarta sudah gencar menggenjot terealisasinya program ini di setiap kelurahan di Jakarta.

Tujuan dari program itu, disebut untuk mengurangi angka kriminalitas seperti tawuran dan kenakalan remaja lainnya. Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan, menjadi yang perdana menggelar program Magrib Mengaji ini.


Francisca Christy Rosana, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus