Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua dengan anak berkebutuhan khusus sebaiknya bergabung dengan kelompok untuk menunjang pemahaman yang lebih luas tentang kondisi buah hatinya. Kelompok bagi orang tua dari anak berkebutuhan khusus bisa berupa sekolah atau komunitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Administrasi dan Pendiri Sekolah Khusus Spektrum, Sandra Talogo mengatakan pentingnya membangun lingkungan yang mendukung bagi anak berkebutuhan khusus sekaligus orang tuanya. "Perlu sekolah yang khusus untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk memberikan komunitas kepada orang-orang dengan kebutuhan khusus dan keluarganya," kata Sandra Talogo kepada Tempo di Tangerang, pada April lalu.
Anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, asperger, down syndrome, cerebral palcy, gangguan perilaku seperti ADHD (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas), kesulitan belajar, dan sebagainya seringkali kesulitan untuk mendapatkan teman dan belajar di sekolah biasa.
Mereka perlu kurikulum dan cara belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Namun, sekolah dari SD sampai SMA saja tidak cukup untuk anak berkebutuhan khusus. Mereka juga perlu komunitas, termasuk untuk orang tuanya.
"Sekolah untuk anak berkebutuhan khusus seringkali hanya ada sampai SMA. Sesudahnya tidak ada lagi, lalu mereka mau kemana? Dulu ada kesempatan untuk bekerja, tapi sekarang agak susah," tutur Nana Hani, kakak dari murid Sekolah Khusus Spectrum.
Nana mengatakan adiknya terlihat lebih bahagia setelah masuk ke sekolah yang memberikan edukasi yang disesuaikan untuk setiap murid. "Kelihatan sekali dia bahagia karena mengenal orang-orang yang peduli kepadanya di luar lingkungan keluarga," ucap Nana.
Sandra Talogo, sebagai salah satu pendiri Sekolah Khusus Spectrum, menjelaskan kalau sekolah tersebut memberikan rencana edukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak. "Kami juga memikirkan apa kegiatan mereka setelah lulus SMA," katanya. "Kami ingin membuat rumah produksi agar anak-anak ini bisa mendapatkan penghasilan dari karya mereka."