DI Jambi tak ada casino seperti Petak Sembilan di Jakarta. Tapi
judi yang bernama dadu guncang atau kopyek bukan main subur.
Cari saja permainan itu di kawasan Talang Banjar, Kasang atau
Sipin atau di tepi jalan meuju lapangan terbang Pal Merah,
mudah didapat. Namun karena kepesatan judi macam ini pula,
pertengahan Nopember lalu Kota Jambi dan sekitarnya seperti
dalam suasana perang. Minggu malam 12 Nopember itu 2 orang
anggota polisi dari Kores 631 Jambi gugur. Keduanya, Serda Pol.
Rudin (32) dan Koptu Pol. Ahmad Sani (31) meninggal kena tembak
dari jarak dekat. Waktu itu mereka sedang berada dalam oplet
dalam perjalanan ke tempat tugas di Sektor Telanaipura Jambi.
Sampai keduanya dimakamkan di Taman Pahlawan Jambi, Rudin dan
Sani tidak tahu apa yang telah terjadi.
Pada hari Minggu siangnya sekelompok pencandu judi sedang asik
main dadu guncang di Taman Ria Rimba Remaja, Pal Merah Jambi.
Seregu Brimob tiba-tiba muncul dan meminta agar permainan itu
dihentikan. Alasannya, selain untuk ketertiban juga karena
sehari sebelumnya baru saja Hari Raya Idul Adha. Tapi para
penjudi bermain terus. Regu Brimob itu rupanya sadar apa yang
akan terjadi jika mereka bersikeras agar judi itu dihentikan.
Karena setiap orang di Propinsi Jambi ini tahu bahwa dibelakang
para pemain itu berdiri beberapa oknum bersenjata.
Tapi beberapa puluh meter setelah regu Brimob itu meninggalkan
Taman Ria, sekelompok oknum berseragam dari Batalion Garuda
Putih (Kodam IV Sriwijaya) menghadang. Kendaraan polisi tadi
dipaksa berhenti dan para penumpang disurun turun. Tanpa banyak
bicara, para penghadang langsung memukul para anggota Brimob
tadi dengan popor senapang. Perkelahian terjadi. Dua anggota
Brimob dan 7 anggota Garuda Putih luka-luka. Semuanya kemudian
dirawat di rumah sakit. Menurut versi lain: perkelahian telah
terjadi di tempat judi antara anggota-anggota Brimob dengan
oknum-oknum yang melindungi judi. Lalu 7 anggota Yon Garuda
Putih dicegat dan dipukuli di depan asrama Brimob Jambi.
Dilucuti
Versi mana yang benar, tapi persoalan belum selesai. Sore
harinya 2 buah truk tentara bersenjata lengkap dengan kekuatan
24 orang mendatangi kantor Kores 631 Jambi. Di sini hanya ada 6
orang anggota polisi yang sedang bertugas. Keenamnya langsung
dilucuti. Tak terjadi apa-apa. Tapi kedua truk tadi lalu menuju
asrama Brimob di Tekok, juga di kawasan Pal Merah. Tapi asrama
rupanya sudah kosong. Para penghuni sudah menyingkir ke rumah
penduduk sekitarnya.
Habis dari asrama, 2 truk tadi menuju ke kota satelit
Telanaipura -- di tempat mana kantor-kantor pemerintahan berada.
Tapi di tengah jalan mereka menghentikan setiap kendaraan umum
dan memeriksa penumpang-penumpangnya. Sampai akhirnya mereka
menyetop sebuah oplet yang di antara penumpangnya terdapat 2
orang anggota polisi. Begitu oplet berhenti, penumpang-penumpang
truk langsung menembak kedua polisi itu dan tewas ketika itu
juga. Keduanya adalah Serda Pol. Rudin dan Koptu Pol. Ahmad
Sani.
Panglima Kodam IV Sriwijaya Brigjen Obrin Secakusuma tak
bersedia memberi keterangan lebih lanjut tentang peristiwa itu.
"Akan diteliti tim dari Hankam dulu" katanya. Tapi karena
kejadian itu 16 orang anggota ABRI dikatakan sudah ditahan untuk
pengusutan. Dan kabar buruk bagi para penjudi di Jambi rupanya
muncul: akan dilakukan pemberantasan dadu guncang oleh Laksusda,
kata seorang perwira menengah ABRI di Jambi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini