Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Makassar- Aliansi Pemerhati Demokrasi berunjuk rasa di Makassar mendesak Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan memeriksa Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Sebab ia diduga terlibat dalam proses pemilihan gubernur Sulawesi Selatan atau pilgub Sulsel 2018.
Koordinator aksi Syahrul Minwar mengatakan bahwa Menteri Amran telah meminta uang sebanyak Rp 45 miliar kepada Tanribali Lamo saat ingin berpasangan dengan Nurdin Abdullah melalui rekaman suara. “Polisi harus mengusut rekaman suara itu,” kata Syahrul Minwar saat orasi di Polda Sulsel, Selasa 26 Juni 2018.
Baca: Pilgub Sulsel 2018, Prabowo Ajak Memilih Pemimpin Bersih Korupsi
Rekaman berdurasi lima menit itu beredar luas menjelang pencoblosan. Tanribali Lamo mengaku dimintai mahar untuk mendampingi Nurdin Abdullah. Tapi tak sanggup sehingga digantikan oleh adik Menteri Amran, Andi Sudirman Sulaiman. “Rekaman ini bisa menimbulkan kekisruhan ditengah masyarakat,” tutur Syahrul.
Apalagi Presiden Joko Widodo telah berjanji bahwa seluruh pejabat negara dilarang terlibat dalam proses pilkada serentak. Syahrul mendsak polisi harus mengusut tuntas kasus tersebut. “Kami tak percaya lagi dengan penyelenggara pemilu seperti Bawaslu dan Panwas,” ucap dia.
Simak: Nurdin Halid Waspadai Daerah Rawan Kecurangan di Pilgub Sulsel
Juru bicara Nurdin Abdullah, Benyamin Arsyad, yang dimintai komentar tak mau menanggapi isu tersebut. Tapi ia menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk menangani kasus itu. “Saya enggak mau tanggapi isu. Biarlah aparat terkait yang kerja membuktikannya,” ucap Benyamin.
Wakapolda Sulawesi Selatan Brigadir Jenderal Risyapudin Nursin mengaku belum mengetahui perkembangan terkait laporan dalam kasus-kasus pilkada. “Nantilah dilihat perkembangan laporan yang masuk di polda,” tutur dia.
Andi Sudirman Sulaiman adalah adik kandung dari Menteri Amran. Dia berpasangan dengan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah yang memiliki nomor urut 3.
DIDIT HARIYADI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini