Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pilkada Jakarta 2024 makin memanas, dengan berbagai dinamika yang memengaruhi persaingan antar pasangan calon (paslon). Salah satu yang menjadi perhatian adalah keberhasilan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam mengamankan posisi terdepan pada hitung berjenjang KPUD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, kubu KimPlus atau pasangan Ridwan Kamil dan Suswono (Rido) melancarkan strategi berbeda dengan menggelar sayembara publik untuk mengusut dugaan kecurangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dominasi Pramono Anung-Rano Karno dalam Hitung Cepat
Hasil hitung cepat (quick count) dari sejumlah lembaga survei menempatkan Pramono Anung-Rano Karno di posisi puncak, dengan lebih dari 50 persen suara. Raihan ini membuat mereka unggul dari pasangan nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), dan pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Meski demikian, Tim RIDO tetap optimistis bahwa Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran. Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria, menyatakan bahwa pasangan mereka berhasil meraih 40,17 persen suara, sementara Pramono-Rano unggul dengan 49,28 persen. "Kami yakin Pilkada Jakarta tidak akan selesai dalam satu putaran," ujar Riza, sembari menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan data pendukung.
Tim Pramono-Rano menanggapi klaim tersebut dengan percaya diri, menyebut bahwa hasil tabulasi data C1 internal menunjukkan keunggulan yang cukup untuk memenangkan Pilkada dalam satu putaran. Charles Honoris, Bendahara Tim Pemenangan Pramono-Rano, menyatakan pihaknya siap beradu data untuk membuktikan kemenangan mereka.
“Kami siap adu data, dan semakin hari selama proses penghitungan rekapitulasi, saya yakin akan semakin terang benderang bahwa Pilkada ini hanya akan berjalan satu putaran,” ujar Charles. Ia juga mempertanyakan dasar klaim dari kubu RIDO yang meyakini adanya putaran kedua.
Calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, memilih bersikap tenang menghadapi tudingan kecurangan yang dilontarkan oleh kubu RIDO. "Mengenai dugaan kecurangan dan sebagainya, ya kalau ini kan ranahnya Bawaslu," kata Pramono saat ditemui di kediamannya.
Sayembara Tim RIDO
Ketidakpuasan terhadap hasil sementara Pilkada mendorong kubu RIDO meluncurkan sayembara terbuka dengan hadiah Rp 10 juta bagi masyarakat yang menemukan bukti kecurangan, seperti politik uang atau pembagian sembako. Langkah ini dinilai sebagai cara untuk menjaga kemurnian demokrasi selama Pilkada berlangsung.
“Kami telah mengumumkan memberikan sayembara Rp 10 juta bagi siapa saja yang menemukan adanya kecurangan, baik money politics maupun penyebaran sembako,” ungkap Riza dalam konferensi pers di DPD Golkar, Jakarta Pusat. Riza juga mengajak warga untuk melaporkan temuan mereka ke Bawaslu atau kepolisian melalui Posko Pengaduan Jaga Demokrasi yang telah mereka sediakan.
Langkah ini memicu berbagai reaksi. Bagi sebagian pihak, sayembara tersebut dianggap sebagai bentuk pengawasan yang inovatif, sementara bagi lainnya, ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari hasil sementara yang tidak sesuai harapan mereka.
Pilkada Jakarta 2024 menjadi panggung persaingan sengit, tidak hanya melalui angka suara tetapi juga strategi politik masing-masing kubu. Pasangan Pramono-Rano tampak percaya diri dengan hasil hitung berjenjang, sementara kubu RIDO memilih langkah ofensif melalui sayembara terbuka.
Apakah Pilkada Jakarta akan berakhir dalam satu putaran seperti klaim Pramono-Rano, atau berlanjut ke babak kedua seperti harapan RIDO? Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menjadi penentu akhir. Untuk saat ini, publik hanya bisa menyaksikan bagaimana strategi-strategi ini terus dimainkan dalam perjalanan demokrasi Jakarta yang penuh warna.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | SAPTO YUNUS | HENDRIK KHOIRUL MUHID
Pilihan editor: Partisipasi Pemilih di Kepulauan Seribu Tertinggi di Pilkada Jakarta, Capai 70 Persen