Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Rapat Alot, Pemilihan Ketua Umum PBNU Berlangsung hingga Pagi

Perdebatan dalam pleno pemilihan ketum PBNU terjadi karena sejumlah muktamirin yang merasa banyak peserta yang seharusnya tak memiliki hak suara

24 Desember 2021 | 07.27 WIB

Peserta muktamar (muktamirin) Nahdlatul Ulama ke-34 memberikan suara dalam pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, di Universitas Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. Tempo/Egi Adyatama
material-symbols:fullscreenPerbesar
Peserta muktamar (muktamirin) Nahdlatul Ulama ke-34 memberikan suara dalam pemilihan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, di Universitas Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. Tempo/Egi Adyatama

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat pleno pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Lampung, berlangsung alot. Rapat yang dijadwalkan selesai Kamis, 23 Desember 2021 malam, terus berlangsung secara non stop hingga Jumat, 23 Desember 2021 pagi hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada saat ditulisnya berita, rapat pemilihan masih berlangsung. Perdebatan dalam pleno terjadi karena adanya sejumlah peserta Muktamar alias muktamirin yang merasa banyak peserta yang seharusnya tak memiliki hak suara yang ada di dalam ruang pleno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada pukul 02.00 WIB, Pimpinan sidang, Muhammad Nuh kemudian memutuskan untuk mengeluarkan seluruh muktamirin yang hadir. Mereka diminta untuk masuk satu per satu setelah data diri dan status kepesertaannya diverifikasi di pintu masuk.

"Mohon Gedung dikosongkan dulu," kata M Nuh pada para peserta.

Selama dua jam selanjutnya, satu per satu muktamirin masuk kembali ke dalam ruang sidang yang berlokasi di Gedung Serbaguna Universitas Lampung. Mereka langsung menuju meja pemilihan dengan menuliskan nama calon yang mereka pilih.

Pemungutan suara berlangsung lebih dari dua jam. Banyak peserta yang nampak tertidur di kursi di dalam gedung usai memberikan suaranya. Sekitar pukul 04.30 WIB, pemungutan selesai. Perhitungan suara selesai pukul 06.00 WIB.

Hasilnya, Yahya Cholil Staquf mengantongi 327 suara. Sedangkan calon inkumben Said Aqil Siradj hanya mendapat 203 suara. Menurut pimpinan, total ada 552 suara atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang menggunakan hak suaranya.

Selain kepada Yahya dan Said Aqil, sebanyak 17 suara disumbangkan pada calon lain, yakni As'ad Said Ali, 2 suara untuk Marzuki Mustamar, dan 1 suara untuk Ramadan Buayo. 1 suara lain abstain dan 1 suara dinyatakan batal.

Sesuai mekanisme pemilihan sidang, hanya calon yang mendapat lebih dari 99 suara yang dapat maju ke tahap selanjutnya. Artinya hanya Said Aqil dan Gus Yahya yang dinyatakan memenuhi syarat.

Keduanya pun menyatakan kesiapan untuk maju. "Saya menyatakan siap untuk maju pemilihan calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2026," kata Gus Yahya.

Adapun Said Aqil juga menyampaikan kesediannya untuk memenuhi keinginan pendukungnya untuk maju jadi calon Ketua Umum. Ia tak ambil pusing dengan kondisi dukungan suaranya yang lebih kecil dari Gus Yahya di putaran pertama.

"Menang kalah wajar. Apapun harus kita terima dengan legowo," kata Said Aqil.

Setelah diputuskan dua calon yang melaju, Pimpinan sidang yang dipimpin oleh Muhammad Nuh kemudian berdiskusi dengan Rais Aam yang baru saja terpilih, Miftachul Akhyar. Namun hingga sata terakhir, tak ada kata mufakat yang didapat. Rapat pleno yang jadi acara puncak Muktamar Nahdlatul Ulama itu pun masuk ke tahap terakhir, yakni voting memilih Ketua PBNU dengan dua calon, yakni Yahya Staquf dan Said Aqil.

"Kesimpulannya dilanjutkan dengan pemilihan. Ini finalnya," kata Muhammad Nuh.

Voting tahap final pemilihan ketum PBNU di Muktamar NU berlangsung mulai pukul 06.40 WIB.

Baca: Muktamar NU Rekomendasikan Pemerintah-DPR Buat UU Perubahan Iklim

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus