Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Calon kepala daerah PDIP kalah di banyak daerah Pilkada 2024.
Ketua Umum PDIP menduga ada mobilisasi alat kekuasaan untuk mengalahkan kandidat PDIP di pilkada.
Meski sudah kalah, PKS masih optimistis pilkada Jakarta berlangsung dua putaran.
BERPIDATO selama 6 menit 42 detik, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti penyelenggaraan pemilihan kepala daerah 2024 yang dinilainya sarat intervensi kekuasaan. Megawati menduga ada mobilisasi untuk menjegal pasangan calon kepala daerah yang diusung partainya di sejumlah daerah, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Megawati mengatakan dia memperoleh laporan ihwal masifnya mobilisasi pejabat daerah hingga anggota kepolisian untuk kepentingan politik elektoral di Jawa Tengah. Mobilisasi yang diduga mengakibatkan kekalahan jagoan PDIP di Jawa Tengah, yaitu Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi. “Apa yang terjadi sudah di luar batas-batas kepatutan etika, moral, dan hati nurani,” kata Megawati dalam rekaman video yang diunggah di kanal YouTube PDIP, yang dilihat Tempo pada Kamis, 28 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden ke-5 ini juga mengimbau seluruh kadernya ataupun masyarakat memberanikan diri melawan intimidasi kekuasaan tersebut. Ia mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menjaga muruah pilkada bersih, salah satunya dengan mengawal proses penghitungan suara.
Ia juga mengatakan partainya akan melakukan perlawanan secara terukur dalam koridor hukum. “Kumpulkan setiap bukti intimidasi aparatur negara, terutama juga money politics,” katanya.
Sesuai dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga, sebagian besar jagoan PDIP kalah di pilkada 2024. Misalnya, di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Pasangan calon yang diusung oleh PDIP di antaranya hanya memenangi pilkada Jakarta dan Bali.
Di pilkada Jawa Tengah, Andika-Hendi dikalahkan jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM)—koalisi pengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024—plus, yaitu Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Di Banten, jagoan PDIP dan Partai Golkar, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, kalah oleh Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Di Sumatera Utara, pasangan calon dari PDIP, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala, kalah oleh Bobby Afif Nasution-Surya. Bobby adalah kader Partai Gerindra dan menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Dari kiri, Ketua Tim Pemenangan Pilkada 2024 PDIP Adian Napitupulu, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, Deddy Sitorus, dan Ronny Talapessy menyampaikan keterangan pers mengenai pelaksanaan serta temuan dalam pilkada serentak 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta, 28 November 2024. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyoroti kekalahan Airin-Ade di pilkada Banten. Ia menilai kekalahan pasangan calon yang diusung partainya itu sebagai anomali. Sebab, Airin adalah Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden 2024 dan berhasil memenangkan pasangan tersebut di Banten. Elektabilitas Airin juga unggul jauh dari pesaingnya hingga menjelang pencoblosan. Namun duet Airin-Ade justru kalah oleh Andra Soni-Dimyati Natakusumah di pilkada Banten. “Ini di luar nalar kami,” kata Ahmad Basarah.
Basarah menduga ada keterlibatan unsur nonpartai politik yang mengakibatkan kekalahan Airin-Ade. Karena itu, PDIP akan segera mengambil langkah lanjutan atas anomali di pilkada Banten tersebut. Mereka berencana menggugat hasil pilkada Banten ke Mahkamah Konstitusi. “Kami akan melakukan legal action,” katanya.
Adapun Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan ada sejumlah faktor yang mengakibatkan kekalahan Edy Rahmayadi-Hasan di pilkada Sumatera Utara. Faktor tersebut di antaranya dugaan intimidasi terhadap kader PDIP. "Salah satunya di Batu Bara, itu langsung ditersangkakan. Jadi, main di Sumatera Utara ini sangat kencang," kata Deddy.
Menanggapi tudingan tersebut, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad meminta mereka yang memiliki bukti dugaan pelanggaran di pilkada 2024 melaporkannya ke Badan Pengawas Pemilu. “Apa yang ditanyakan tadi dan diberitakan media, (dugaan pelanggaran) itu bisa dibuktikan apabila ada laporan yang masuk ke Bawaslu,” kata Dasco di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 28 November 2024.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, 28 November 2024. TEMPO/Nandito Putra.
Peneliti politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar, mengatakan kekalahan PDIP di sejumlah daerah, seperti di Jawa Tengah dan Sumatera Utara, menyakitkan kader partai karena Jawa Tengah dikenal sebagai kandang partai berlambang kepala banteng moncong putih itu. Di Sumatera Utara, Bobby Nasution yang sebelumnya merupakan kader PDIP, kemudian hengkang ke Partai Gerindra saat pemilihan presiden 2024.
Selain itu, kata Usep, ada cawe-cawe Jokowi di sejumlah daerah yang ikut mempengaruhi kekalahan jagoan PDIP. Jokowi adalah kader PDIP, tapi putar haluan politik saat memaksakan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto hingga memenangkannya dalam pemilihan presiden.
Menurut Usep, banyak faktor yang membuat kekalahan jagoan PDIP di sejumlah daerah. Misalnya, mesin partai politik yang tidak bekerja optimal, rekam jejak figur yang diusung, serta dugaan adanya operasi yang melibatkan alat kekuasaan.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai ada kesalahan PDIP dalam memilih pasangan calon kepala di sejumlah daerah strategis. Ia mencontohkan ketika PDIP memilih Andika Perkasa sebagai calon Gubernur Jawa Tengah, padahal mantan Panglima TNI tersebut merupakan kader baru PDIP dan memiliki elektabilitas rendah di Jawa Tengah. Agung berpendapat Hendi—sapaan Hendrar Prihadi—yang juga kader PDIP, lebih tepat mengisi posisi calon Gubernur Jawa Tengah. “Komposisi calon PDIP di Jawa Tengah tak menyentuh ceruk pemilih lain. Ini jadi kelemahan PDIP,” ujar Agung.
Ia menjelaskan, Andika dan Hendi sama-sama memiliki latar belakang nasionalis. Padahal di Jawa Tengah terdapat banyak ceruk pemilih lain, misalnya, pemilih berlatar belakang agama.
Kondisi ini berbeda dengan duet Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang merupakan perpaduan nasionalis dan agamis. Agung menilai duet Luthfi-Taj Yasin saling melengkapi. “Jadi, bukan hanya soal endorse tokoh dan program kerja,” katanya.
Pilkada Jakarta
Berbeda dengan banyak daerah lain, calon gubernur Jakarta dari PDIP menang. Menurut hitung cepat Komisi Pemilihan Umum dan beberapa lembaga survei, Pramono Anung-Rano Karno mengalahkan dua rival mereka, Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera mengatakan penyebab kemenangan Pramono-Rano di pilkada Jakarta adalah dukungan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan. “Anies punya efek itu adalah fakta. Tapi PKS harus terus maju, tidak bisa berpihak pada satu orang,” kata Mardani.
Meski begitu, anggota DPR ini yakin pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran. Kader PKS, Suswono, menjadi calon wakil gubernur mendampingi Ridwan Kamil dari Golkar. Syarat pilkada Jakarta berlangsung satu putaran adalah ketika tidak ada pasangan calon yang memperoleh suara 50 persen plus 1 suara (bukan 51 persen). Mardani menafikan perolehan suara Pramono sudah melebihi 50 persen.
Soalnya, kata Mardani, angka perolehan suara Pramono itu masih berada dalam margin of error sehingga ada kemungkinan suara Pramono-Rano kurang dari 50 persen. Mardani pun optimistis Ridwan-Suswono akan menang jika pilkada Jakarta maju ke putaran kedua.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo