Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

RSHS Bandung Siap Tangani Suspek Virus Corona, Begini Prosedurnya

RSHS akan menampung suspek virus Corona di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat untuk penilaian dan pemeriksaan suspek dengan total empat ranjang.

24 Januari 2020 | 08.38 WIB

Sejumlah Karyawan memakai masker saat berada di kawasan gedung BRI di Jakarta, Kamis, 22 Januari 2020. Sejumlah karyawan mengenakan masker karena terdapat isu bahwa adanya seorang karyawan Huawei yang terjangkit Virus Corona. TEMPO/M Taufan Rengganis
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah Karyawan memakai masker saat berada di kawasan gedung BRI di Jakarta, Kamis, 22 Januari 2020. Sejumlah karyawan mengenakan masker karena terdapat isu bahwa adanya seorang karyawan Huawei yang terjangkit Virus Corona. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menjadi salah satu dari 100 rumah sakit rujukan penanganan kasus novel virus Corona (nCoV). Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung Nucki Nursjamsi Hidayat mengatakan pihaknya sudah menyiapkan prosedur operasional standar, ruangan khusus dan peralatannya, dan tenaga medis. “Mudah-mudahan nggak ada kasusnya,” ujar Nucki, Kamis, 23 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejauh ini belum ada laporan suspek yang masuk ke RSHS. Kalau ada yang akan dirujuk, begini prosedurnya:

  1. Rumah sakit memberitahu RS Hasan Sadikin bahwa ada suspek pneumonia Wuhan atau corona yang akan dikirim.
  2. Setelah disetujui, RS Hasan Sadikin menyiapkan tempat.
  3. RS Hasan Sadikin mengontak kembali rumah sakit untuk segera mengirimkan pasien.
  4. RS Hasan Sadikin menampung pasien di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat untuk penilaian dan pemeriksaan suspek dengan total empat ranjang.
  5. Diagnosa paru-paru pasien dilakukan dengan rontgen, memeriksa jalur nafas, dan diambil sampel dahak untuk pemeriksaan jenis virusnya. “Gejalanya (pnumonia) seperti flu biasa seperti batuk, pilek, tapi sampai sakit dadanya sesak,” ujar Nucki.
  6. Dari hasil pemeriksaan itu, pasien bisa dibawa ke ruang rawat inap biasa atau ruang isolasi khusus yang dilengkapi alat bantu pernafasan.
  7. Proses pemindahan suspek dirancang menggunakan jalur khusus dan dijaga petugas satuan pengamanan. “Proteksi takut menular ke pengunjung ramai.”
  8. Suspek yang mengalami pneumonia atau infeksi jaringan paru-paru yang membuatnya sesak nafas ditempatkan di ruang rawat inap infeksi khusus dilengkapi alat bantu pernafasan. Ada empat ranjang. Khusus untuk anak-anak sebanyak dua ranjang.

Persiapan daya tampung itu menurut Nucki sudah memadai. Jika kurang RS Hasan Sadikin Bandung akan berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan lain seperti Rumah Sakit Paru dr. H.A. Rotinsulu di Bandung serta Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta. “Dengan pengiriman khusus sesuai prosedur.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Karakteristik nCoV mirip virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Berat, atau SARS. Kementerian Kesehatan lewat laman resminya menyatakan sudah mengaktifkan kembali 100 rumah sakit rujukan penyakit flu burung sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 414 Tahun 2007. Surat dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan pada 7 januari 2020 juga meminta 100 rumah sakit rujukan itu memutakhirkan kemampuan, logistik, standar operasional prosedur yang ada untuk mengantisipasi hal-hal yang berkaitan dengan kasus virus Corona.

 

 

Endri Kurniawati

Endri Kurniawati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus