Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Safari singa ompong

Larry wilburn, yang menyelenggarakan safari fantasi atau safari pura-pura dengan melepas singa piaraan untuk dilepaskan di kawasan perburuan. ulahnya ketahuan yang berwajib & wilburn dihukum denda.

25 Juni 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada singa, kucing pun jadi. Itulah semboyan para pemburu di Texas, AS, belakangan ini. Memang bukan kucing yang mereka tembak, tapi singa piaraan. Dan karena itu si penyelenggara safari fantasi atau safari pura-pura atau safari-safarian ini kena perkara. Pada mulanya adalah seorang bernama Bwana yang sangat ingin unjuk kegagahan dengan memasang kepala singa di rumahnya. Apa daya, besar pasak daripada uangnya: ia tak mampu ikut safari ke Afrika dengan biaya US$ 10.000. Maka, ia menelepon temannya, Larry Wilburn namanya, yang lalu menyodorkan gagasan orisinil: mencari singa piaraan untuk dilepaskan di sebuah kawasan yang dipilih untuk tempat perburuan. Jadilah safari-safarian di tempat bernama Wallisville Reservoir, sebuah kawasan seluas 9.000 hektar (sembilan puluh kali Lapangan Monas, Jakarta), di pinggir laut. Kawasan ini dikelola para insinyur angkatan darat, untuk membangun dam-dam. Serapat-rapat menyimpan bau, akhirnya tercium juga. Safari tanpa risiko bagi pemburunya ini terbongkar akhir April lalu, karena seorang pencari ikan di situ kaget mendengar letusan senapan jenis magnum. Karena undang-undang mengatakan berburu di tanah pemerintah dilarang, ia pun melaporkan yang ia dengar ke polisi. Petugas yang mengecek ke tempat letusan menemukan sisa-sisa daging singa Afrika. Texas pun geger. Segera dilakukan operasi gabungan -- oleh Korps Insinyur, Lembaga Pelindung Satwa Liar dan Ikan, Departemen Satwa Liar dan Pertamanan Texas - selama Mei lalu. Singkat cerita, ditahanlah Larry Wilburn, penyelenggara safari-safarian itu. Singa-singa korban perburuan pura-pura itu diperoleh dari sepasang singa Afrika piaraan yang kemudian berkembang biak jadi 45 ekor. Tarif safari-safariannya Wilburn ini US$ 2.500 untuk seekor singa tua yang sudah ompong, US$ 3.500 untuk singa muda bergigi lengkap. Gigi rupanya jadi ukuran, karena memajang kepala smga ompong 'kan lebih menunjukkan kepengecutan daripada keberanian. Tapi, konon, para pemburu itu banyak akalnya: mereka bawa kepala singa ke tukang opset untuk dipasangi gigi. Belum lama ini Wilburn dijatuhi hukuman denda US$ 175 - jauh lebih murah daripada ongkos pasang gigi di mulut singa ompong. Ia cuma dinyatakan bersalah karena menyelenggarakan acara komersial di tanah pemerintah, mengotori lingkungan dengan daging busuk, dan berkomplot dengan tukang opset tanpa minta izin. Lalu soal Singa itu? Inilah yang menjadikan pencinta lingkungan hidup jadi rustasi Kata Charles Craddock, pengelola Wallisville Reservoir, "Saya pikir, singa termasuk satwa dilindungi. Tapi undang-undang Amerika menganggap singa sama saja dengan kelinci."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus