Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menjamin tidak ada dampak dari peretasan Pusat Data Nasional (PDN) terhadap wisatawan mancanegara. Namun pemerintah mewaspadai akibat dari peretasan itu terhadap perputaran pariwisata domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga menjelaskan sistem Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan selalu ‘on’ untuk pelayanan publik. Politikus Partai Persatuan Pembangunan ini mengatakan dia harus memastikan peretasan PDN ini tidak mengganggu dalam jangka menengah, khususnya pada wisatawan mancanegara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau ke wisata mancanegara tidak ada kekhawatiran, tetapi ke wisatawan nusantara, karena mereka dengan harga tiket mahal akan menjadi kontraksi terhadap destinasi utama,” kata Sandiaga, di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 1 Juli 2024. Tiga pintu utama yang dimaksud Sandiaga adalah Jakarta, Bali, Kepulauan Riau.
Dalam kesempatan yang sama Sandiaga menjelaskan, per hari ini kunjungan wisatawan dari tiga pintu utama masih bertumbuh dengan baik. “Saya cek Bali masih di angka 20.000 itu merupakan angka bertumbuh di atas 30 persen dibandingkan tahun lalu."
PDN, yang dikelola oleh Kemenkominfo dan BSSN diretas sejak 20 Juni 2024, oleh data Ransomware LockBit 3.0. Ransomware merupakan istilah jenis malware yang menyerang sistem data.
PDN mengelola 73 data kementerian lembaga serta ratusan milik pemerintah daerah. Kominfo dan BSSN yang bertanggung jawab atas Pusat Data Nasional dinilai gagal menjaga objek vital dan strategis tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI pada 27 Juni 2024, mengatakan kementerian berupaya melakukan pemulihan PDNS 2. Pihaknya menargetkan pemulihan penuh terhadap PDNS 2 ditargetkan tuntas pada pertengahan Agustus 2024.