Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para calon presiden peserta Pilpres 2024 diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak dalam debat capres terakhir yang akan dilaksanakan pada Ahad, 4 Januari 2024. Hal tersebut disampaikan organisasi kesejahteraan anak Save the Children. Menurut lembaga itu, tema debat kelima nanti sangat relevan dengan permasalahan anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Interim Chief of Advocacy Save the Children Indonesia Tata Sudrajat mengatakan, debat nanti bisa menjadi ajang para kandidat membahas program kesejahteraan dan perlindungan anak. Dia menyatakan seluruh upaya untuk memastikan kesejahteraan sosial dan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia harus mengedepankan prinsip pemenuhan hak anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Oleh karena itu kami mendorong kepada presiden dan wakil presiden yang nantinya terpilih agar memproritaskan dan memperkuat program kesejahteraan dan perlindungan anak agar well-being dan resilensi anak terbangun dalam menghadapi berbagai tantangan,” ucap Tata melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Adapun debat terakhir nanti akan mengangkat beberapa topik, di antaranya kesejahteraan sosial, kebudayaan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, inklusi, dan pendidikan. Tata pun menjelaskan bagaimana setiap topik tersebut memiliki keterkaitan dengan masalah kesejahteraan dan perlindungan anak.
Pertama, di topik kesejahteraan sosial, para calon presiden bisa membahas peningkatan pengasuhan anak, baik dalam keluarga maupun pengasuhan alternatif. Selain itu, terdapat pula isu kesehatan mental yang harus diperhatikan dan masalah perkawinan anak yang harus diturunkan.
“Kedua (tema debat) pendidikan, peningkatan wajib belajar pendidikan nasional menjadi 13 tahun sampai SMA termasuk PAUD 1 tahun,” ucapnya. Hal tersebut, kata Tata, perlu jadi perhatian para calon presiden agar partisipasi pendidikan, terutama di tingkat SMP dan SMA, naik secara nyata.
Ketiga, di isu teknologi informasi, Tata menyampaikan para kandidat bisa menyoroti peningkatan literasi internet sehat dan penguatan regulasi untuk perlindungan anak. Selain itu, bisa juga membahas penambahan unit siber di berbagai Polda yang merespons kejahatan anak di ranah daring.
“Keempat, (soal) kesehatan, membahas penanganan kematian anak akibat penyakit yang dapat diatasi, peningkatan layanan kesehatan mental, dan mitigasi terhadap masalah kesehatan baru yang mengancam,” ujar Tata. Selain itu, terbatasnya akses anak ke BPJS juga masih harus disoroti.
Kelima, dalam isu ketenagakerjaan, Tata mengimbau para calon presiden untuk tak luput membahas masalah masih banyaknya pekerja anak, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. “Jumlah pekerja anak masih 1,05 juta pada 2021, sedangkan anak yang bekerja masih 3,36 juta pada 2020,” ucapnya.
Keenam, soal sumber daya manusia, Tata menyoroti masih perlunya peningkatan kualitas unit pelayanan pencegahan dan penanganan perlindungan anak di berbagai kabupaten dan kota. Menurutnya, meski unit tersebut sudah berjalan di hampir setengah kabupaten dan kota, masih diperlukan peningkatan kompetensi, sertifikasi, dan akreditas lembaga perlindungan anak.
Ketujuh, dalam tema inklusi, Tata menyatakan tak boleh ada seorang anak pun yang tertinggal. Setiap anak, kata dia, baik laki-laki maupun perempuan, disabilitas, dan berada di kelompok marjinal, harus mendapatkan kesetaraan akses terhadap seluruh layanan dasar.
Adapun debat yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Ahad, 4 Februari 2024 nanti merupakan debat terakhir sebelum hari pemungutan suara. Adu gagasan itu bakal mempertemukan tiga calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Pilihan Editor: Konser Salam Metal, TGB: Ini Momentum Kemenangan Ganjar-Mahfud