Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

SBY Mengaku Malu dan Merasa Bersalah Beri Jabatan ke Moeldoko

SBY mengatakan banyak yang kaget dengan menuver Moeldoko merebut partainya lewat KLB Demokrat.

5 Maret 2021 | 22.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo di Ruang Garuda, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2019. Pertemuan dilakukan di tengah isu Demokrat menyatakan siap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Meskipun, PDIP telah mengutarakan sinyal penolakan ada parpol di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf yang gabung usai Pilpres 2019. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan banyak yang tercengang dan tak percaya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengambil alih partainya melalui KLB Demokrat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini," kata Yudhoyono dalam konferensi pers, Jumat malam, 5 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, KLB Partai Demokrat yang digelar di Hotel The Hill, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026. KLB juga menyatakan Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres V, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah demisioner.

Yudhoyono mengatakan Moeldoko telah melakukan perebutan kepemimpinan yang tak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Menurut Yudhoyono, yang dilakukan Moeldoko itu hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," kata dia. "Saya memohon ampun ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu."

Ketika menjadi Presiden keenam, Yudhoyono memang pernah mempercayakan jabatan kepada Moeldoko. Pada 2013, Yudhoyono mengangkat Moeldoko sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan adik iparnya, Pramono Edhie Wibowo yang memasuki masa pensiun.

Kemudian berselang tiga bulan, Yudhoyono mengajukan nama Moeldoko sebagai calon Panglima TNI ke Dewan Perwakilan Rakyat. Moeldoko kemudian menjabat Panglima TNI hingga pensiun pada 2015.

Yudhoyono mengatakan KLB Deli Serdang telah mendongkel dan merebut kepemimpinan dari Ketua Umum Partai Demokrat AHY yang telah diresmikan negara. Adapun Moeldoko, kata SBY, sebelumnya mengklaim pertemuannya dengan segelintir kader Demokrat hanya untuk minum kopi. "Tetapi hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini," ujarnya.



Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus