Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Antasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan purwarupa mobil hemat energi terbaru yang akan beradu di Sirkuit Mandalika, Lombok, dalam ajang Shell Eco-Marathon (SEM) Asia-Pacific and the Middle East 2024. General Manager Antasena ITS, Raihan Nafi Prasetyo, mengatakan timnya memperbaharui bodi, sistem kemudi (steering), dan transmisi kopling pengunci alias dog clutch mobil ‘Antasena’ generasi sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS itu mengatakan bodi mobil hemat energi generasi ke-9 ini bertipe monocoque. Stuktur itu memungkinkan penggabungan bodi dan rangka kendaraan menjadi satu kesatuan. Mobil bernama Antasena Falcon itu diluncurkan secara resmi di Gedung Research Center ITS pada Jumat, 7 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami berharap membuat kendaraan menjadi lebih ringan,” tutur Raihan, dikutip dari laman berita resmi ITS, pada hari peluncuran tersebut.
Berkat terobosan baru pada bodi dan rangka, Antasena Falcon—sebutan mobil Antasena terbaru berhasil mereduksi beban hingga 30 persen dibandingkan mobil generasi sebelumnya. Namun, ujar Raihan, kendaraan tetap bisa menampung berat pengemudi hingga 70 kilogram.
“Tak hanya mereduksi beban mobil, generasi terbaru ini juga memiliki dimensi atau ukuran yang jauh lebih kecil,” katanya. .
Mobil futuristik besutan tim mahasiswa dan peneliti ITS ini memiliki panjang total 2,67 meter dan tinggi 0,63 meter. Antasena Falcon bisa melaju hingga 35 kilometer per jam. Demi efisiensi mesin, purwarupa ini menggunakan fuel cell 375 watt. Adapun remnya berupa monoblock steering spindle dengan bahan serat karbon.
Bodi Antasena Falcon, Raihan meneruskan, memakai Carbon Fiber Reinforced Plastic (CFRP), Material tersebut dipilih untuk memenuhi target efisiensi bahan bakar hidrogen, sebesar 700 kilometer per meter kubik. Dengan segudang inovasi tersebut, Raihan optimistis timnya bisa memberikan hasil terbaik dalam ajang SEM 2024 pada 2-6 Juli mendatang.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji, menyebut terobosan dari mahasiswa ITS itu relevan dengan kondisi saat ini. Penggunaan hidrogen menggambarkan peluang bahan bakar alternatif.
“Kami berharap terobosan bahan bakar hidrogen tersebut terus dikembangkan,” katanya.
Pilihan Editor: All Eyes on Papua, Ini Cerita Awal Suku Awyu Melawan Konsesi Sawit Ratusan Ribu Hektare