Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Selain Ning Imaz, KH Said Aqil Siradj pun Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo

Ning Imaz dari Pondok Pesantren Lirboyo dihina Eko Kuntadhi dalam cuitannya. Selain Ning Imaz, KH Said Aqil Siradj juga lulusan Lirboyo. Siapa lagi?

18 September 2022 | 15.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
KH. Said Agil Siradj. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan, Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri mendapat perhatian lebih dari masyarakat karena ustazahnya, Ning Imaz dihina pegiat sosial Eko Kuntadhi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pondok Pesantren Lirboyo ini merupakan salah satau ponpes terpandang di Jawa Timur. Didirikan KH Abdul Karim pada 1910. Dalam sejarahnya, Ponpes Lirboyo ini ikut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan santri-santrinya ke medan perang, seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ponpes Lirboyo telah membuktikan kualitasnya dengan menghasilkan alumni yang terpandang, bukan saja sebagai cendekiawan muslim, dai, hingga pengusaha. Selain Ning Imaz, berikut tokoh alumnus Lirboyo.

1. Said Aqil Siradj

Di antara alumnus terkenal dari Pondok Pesantren Lirboyo ini adalah KH Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum PBNU. Saat remaja, Said pernah belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur yang didirikan oleh KH. Abdul Karim atau Mbah Manab tersebut. Di Lirboyo, ia belajar dengan para ustadz dan kiai yang merawat santri, seperti KH Mahrus Aly, KH Marzuqi Dahlan, dan juga Kiai Muzajjad Nganjuk.

Pasca  menyelesaikan pendidikan di tingkatan SLTA lebih tepatnya Aliyah, ia melanjutkan kuliah di Institut Agama Islam Tribakti yang lokasinya masih dekat dengan Pesantren Lirboyo. Namun kemudian ia pindah menuju Kota Mataram, menuju Ngayogyokarta Hadiningrat.

Di Yogyakarta, Said Aqil Siradj belajar di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak dibawah bimbingan KH Ali Maksum (Rais Aam PBNU 1981-1984). Selain mengaji di pesantren Krapyak, ia juga belajar di IAIN Sunan Kalijaga, yang ketika itu KH Ali Maksum menjadi Guru Besar di kampus yang saat ini sudah bertransformasi menjadi UIN itu.

2. KH Mahrus Aly

Lahir di tanah Pasundan, Gedongan, KH Mahrus Aly kecil hidup di Lingkungan Pesantren dengan lincah, rajin, taat, pandai. Kehidupannya yang tak jauh dari pesantren tersebut yang juga membuatnya melanglang buana dari pesantren satu ke pesantren lainnya.

Kharisma ketokohannya mulai terasa tatkala di Pondok Pesantren Kasingan Rembang di bawah asuhan KH Kholil Harun. Di sana sembari nyantri Yai Mahrus juga menjadi pengajar. Setelah lima tahun di Kasingan, Yai Mahrus sebenarnya sudah bisa dianggap mapan secara intelektual maupun spiritual, namun ia tetap lanjut mondok lagi ke Pondok Pesantren Lirboyo, yang waktu itu masih di bawah asuhan KH Abdul Karim.

3. Mohammad Amirudin

Mohammad Amirudin merupakan alumni Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kediri. Ia nyantri rentang 1992-1998. Saat ini Pak Amir sapaan akrabnya, memiliki usaha sepatu rumahan yang omsetnya perbulan telah mencapai setengah miliar lebih.

Amir menceritakan bahwa saat awal merintis usahanya berbekal pesan Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Anwar Mansur. Bahwa santri Lirboyo  kalau sudah di rumah harus tetap mengaji. Sebagai santri, Amir melaksanakan pesan Kiai Anwar secara serius dengan tetap mengajar diniyah di kediamannya, tepatnya di Dusun Pesantren RT 12 RW 05 Desa Medali Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

Berkat keuletan dan ketaatannya pada kiai tersebut, kini Pak Amir berhasil menjual 150 kodi sepatu per pekan hasil produksi 40 lebih pekerja. Harga per kodi sebesar Rp 1 juta. Jadi satu bulan omset masuk Rp 600 jutaan.

Ning Imaz Lirboyo. Foto : NU

4. Ning Imaz

Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau lebih dikenal dengan sebutan Ning Imaz merupakan putri Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al Ihsan Lirboyo, KH Abdul Khaliq Ridwan dan Nyai Hj Eeng Sukaenah.

Istri Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kaliwungu Kendal Gus Rifqil Muslim Suyuthi ini telah menekuni bidang fikih sejak duduk di bangku Sanawiah atau setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dia aktif dalam diskusi bersama ahli keilmuan Islam, terutama terkait fikih di forum bahtsul masail.

Kakeknya adalah pengarang kitab Siraj ath-Thalibin, Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Jampasy. Ilmu yang diembannya dari ayah dan kakeknya inilah yang mengantarkan pendakwah yang aktif di media sosial ini menjadi seorang hafizah dan ahli fikih. Itu adalah forum diskusi di lingkungan pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Mengutip laman NU Online, Ning Imaz yang alumnus Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri ini juga menjadi pengisi kajian tetap “Suara Muslimah” di kanal Youtube NU Online.

SDA  I  DANAR TRIVASYA FIKRI 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus