Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Riau berikan kontribusi secara global dalam menekan kenaikan suhu di bawah 1,5°C. Dalam dokumen Enhanced National Determined Contribution (NDC), pemerintah menaikkan target penurunan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri atau dengan bantuan internasional sebesar 43,20 persen pada 2030. Salah satu strateginya adalah membuat serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia mengeluarkan GRK sekitar 40 persen berasal dari sektor hutan dan lahan. Oleh karena itu, demi mencapai target FoLU (Forest and other Land Uses) Net Sink 2030, upaya yang dilakukan adalah pelestarian lahan gambut dan mangrove, maka perlu memperkuat pengelolaan hutan lestari, tata kelola lingkungan hidup, dan tata kelola karbon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komitmen terhadap pencapaian tersebut telah diterapkan oleh Pemerintahan Kabupaten Siak dan Pelalawan dengan memberikan kontribusi untuk menurunkan emisi karbon. Berupa penyumbang ekosistem di Semanjung Kampar dan Kerumutan. Hal ini dicantumkan melalui PERDA NO. 4 Tahun 2020 tentang Siak kabupaten hijau, mempertegas komitmen pemerintah kabupaten untuk mendukung kebijakan pencapaian net zero emission dan pendekatan Indonesia FoLU Net Sink 2030.
Komitmen ini didukung oleh koalisi Serumpun, yang terdiri dari Yayasan Elang, Manka dan Eco Nusantara. Ini terjadi karena minimnya keterlibatan masyarakat sebagai kunci kesuksesan penjagaan kelestarian Semenanjung Kampar.
Koalisi Serumpun melakukan kunjungan langsung kelapangan untuk menggali informasi inisiatif restorasi. Selain itu, mereka juga melihat langsung usaha masyarakat sekitar dan kolaborasi antara pemerintah dan NGO dalam menjaga kelestarian wilayah gambut.
Mendorong Inisiatif restorasi gambut, koalisi Serumpun juga mempertemukan media dan blogger dengan pemerintah provinsi dan daerah, NGO lokal yang diwakili oleh Perkumpulan Elang, masyarakat sekitar hutan, tokoh pemuda setempat (Skelas), serta PT Alam Siak Lestari pada 13 Maret 2023.
Direktur Eksekutif Yayasan Elang, Janes Sinaga mengatakan wilayah ekosistem Semenanjung Kampar dan Kerumutan memiliki potensi penyerapan karbon yang cukup besar.
“Kawasan ini merupakan bentang alam gambut yang memiliki luas 13 juta ribu hektare dan sekitar 600 ribu hektare di dalamnya merupakan tutupan hutan alam,” kata Janes dalam paparannya di Kantor Perkumpulan Elang, Senin, 13 Maret 2023.
Pertemuan ini dapat mendemonstrasikan perubahan yang sudah terjadi selama restorasi Semenanjung Kampar. Lalu dijadikan sebagai contoh daerah lain khususnya lahan gambut untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Tak hanya itu, kunjungan tersebut memberikan informasi yang komprehensif mengenai upaya program restorasi Semenanjung Kampar dan Kerumutan dalam meningkatkan urgensi isu restorasi pencapaian program FoLU Net Sink 2030 dan komitmen COP 27. Serta upaya penyampaian pemberdayaan ekonomi, termasuk praktik ekowisata dan potensi usaha lokal masyarakat di Semenanjung Kampar dan Kerumutan.
Bentang alam ekosistem Semenanjung Kampar-Kerumutan, terbentang seluas 697.867,1 hektare, dan sekitar 60 persen berada di wilayah Kabupaten Pelalawan. Keseluruhan ekosistem Semenanjung Kampar dan Kerumutan, secara administrasi berada di 27 desa di Kabupaten Pelalawan.
Pemerintah Pelalawan memasukkan program restorasi dan pemulihan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pelalawan 2021-2026. Lalu, membuat dokumen RPPEG yang mengatur rencana jangka panjang pengelolaan dan perlindungan lahan gambut untuk 30 tahun ke depan. Hal ini disebabkan keterlibatan masyarakat, terutama bagi mereka yang hidup di sekitar hutan, merupakan kunci kesuksesan dalam menjaga kelestarian Semenanjung Kampar dan Kerumutan.
Pilihan Editor: Semenanjung Kampar dan Kerumutan Riau Miliki Potensi Penyerapan Emisi Karbon yang Besar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.