Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan komunisme untuk saat ini tidak memiliki kekuatan untuk bangkit. Pihak-pihak yang mendominasi dalam menggeluti ajaran Marxisme sendiri pun merupakan pihak-pihak pelajar yang cenderung masih idealis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"PKI (Partai Komunis Indonesia) atau komunisme tidak mungkin untuk bangkit saat-saat ini. Pasalnya, realitas nasional maupun internasional tidak mendukung mereka," kata Tigor dalam diskusi "Isu Kebangkitan PKI, Realitas atau Propaganda" yang diadakan oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Sahid, Jakarta, Selasa, 6 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tigor menyampaikan bahwa PKI sempat besar karena pada masanya merupakan gerakan yang didukung secara transnasional. Selain itu, pada masa tersebut, pandangan Marxisme menjadi inspirasi dalam perjuangan-perjuangan, sehingga banyak pejuang di Indonesia terinspirasi oleh Marxisme.
"Di Indonesia, yang masih ada adalah anak-anak muda dan beberapa orang yang menganggap Marxisme adalah obat atau solusi untuk mengobati problematika sosial. Adalah hal yang wajar jika anak muda yang memiliki gerakan semacam ini," kata Tigor.
Tigor juga menyampaikan bahwa anak-anak muda yang menggeluti Marxisme juga justru banyak yang bukan berasal dari keluarga atau keturunan PKI.
Namun, menurut Tigor, Marxisme sendiri telah berkurang kekuatannya, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di berbagai negara, sehingga tidak mungkin bagi PKI untuk bangkit. "Jadi, kita tidak perlu khawatir dengan kekuatan-kekuatan mereka," katanya.
Tigor menyampaikan bahwa isu terkait dengan komunisme atau PKI ini diduga "digoreng" dan "dimainkan". Terutama, menjelang memasuki tahun-tahun politik.
FADIYA