Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setelah caltex membayar

Pt caltex pasific indonesia bersedia memenuhi permintaan pemerintah tambahan satu dolar setiap barel yang mereka hasilkan. sementara tambahan dari perusahaan bagi hasil masih diperjuangkan. (nas)

24 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBELUM Presiden melantik Piet Haryono sebagai Dirut Pertamina Kamis lalu, suasana gembira terasa di kalangan hadirin. Menteri Pertambangan Prof. Sadli tertawa lebar ketika beberapa rekannya menyalaminya. Julius Tahiya, orang No.1 Caltex Indonesia, yang ada hadir tak luput dari kerumunan orang. Kenapa? Hari itu juga pecah berita yang ditunggu-tunggu: Caltex akhirnya setuju memberikan satu dollar tambahan yang dipinta Pemerintah. Tak ada keterangan resmi dari para utusan Caltex, McCall dan Boucke, yang sehari sebelum keluarnya putusan itu masih tinggal di HI. Juga tidak dari Tahiya. Menurut Menteri Sadli, selain dari Caltex potongan yang satu dollar itu juga akan diperoleh dari kontrak karya lainnya: Stanvac (rata-rata 36.000 barrel sehari) dan Calasiatic & Topco (rata-rata di atas 5.000 barrel sehari). masing-masing anak perusahaan Socal & Texaco di sini yang bekerjasama dengan Pertamina. Maka tak heran kalau Menteri Keuangan Ali Wardhana juga tak ketinggalan disalami orang. "Saya yang berkelahi tapi dia yang mendapat uangnya", kelakar Prof. Sadli. Berapa jadinya tambahan yang diperoleh sehari? Kalau saja sumur-sumur Caltex tetap berproduksi sekita 850.000 barrel sehari, maka diperkirakan tambahan sehari itu akan mencapai $ 891.000. Berarti selama setahun diharapkan masuk tambahan sekitar $ 325 juta. Mengingat tambahan yang dibutuhkan Pemerintah untuk menutup sebagian dari lubang anggaran 1976/1977 itu adalah sekitar $ 600 juta, kekurangannya diharapkan bisa masuk dari kelompok "bagi hasil". Terhadap yang belakangan ini Pemerintah agaknya bersikap lebih lunak. Mengingat usia mereka: rata-rata belum 10 tahun beroperasi di Indonesia. Menteri Sadli sendiri tak membenarkan pendapat bahwa dari mereka akan dipotong $ 2 untuk setiap barrel yang mereka hasilkan. Tapi akan dilakukan pendekatan kasus demi kasus, yang kabarnya tengah berlangsung dengan beberapa kontraktor minyak "bagi hasil" itu. Nah, adakah kekurangan yang jatuh di seputar $ 275 iuta itu bakal diperoleh dari perusahaan-perusahaan minyak yang umumnya beroperasi di lepas pantai itu? Menteri Sadli tak cepat berkata: "Ya". Tapi tampalknya juga tidak pesimis. "Yah, itu masih diperjuangkan", kata seorang rekannya. Andaikata itu berhasil, yang agaknya masih menjadi fikiran bagi Gubernur Bank Sentral Rachmat Saleh mungkin adalah ini: dari mana menuup defisit neraca pembayaran Indonesia yang diperkirakan akan berjumlah $ AS 285 juta itu seperti tercermin dalarm RAPBN '76/'77: Suatu hal yang untuk pertama kalinya terjadi selama 6 tahun ini. Impor tahun ini diperkirakan akan naik hanya dengan 2% dari tahun anggaran sebelumnya, menjadi $ AS 5.868 juta. Di balik kesulitan impor adalah ekspor yang tak menggembirakan yang hanya meninkat 45O tahun ini (TEMPO, 17 Januari). Pembebasan dan peringanan beberapa komponen pajak ekspor memang diharapkan bisa menggenjot devisa yang diperoleh Pemerintah. Namun beberapa kalangan eksportir belum berani memberi kesan bahwa hal itu akan menambah cadangan devisa Bank Indonesia secara berarti, yang banyak terpakai untuk membantu melunasi hutang-hutang jangka pendek Pertamina. Sulitnya, seperti dikatakan seorang dari BI, belum diketahui kapan sebenarnya hutang-hutang Pertamina itu habis waktu cicilannya hingga tak perlu lagi menangu cadangan BI. Adapun hasil tambahan dollar dari Caltex dan perusahaan minyak asing lainnya -- yang sebelumnya sudah diantisipasikan dalam RAPBN '76/'77 -- dengan sendirinya tak akan mengurangi defisit neraca pembayaran itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus