Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sibuk Menyambut Juni

Proyek pemugaran makam Bung Karno di desa sentul dikerjakan marathon, karena akan diresmikan oleh presiden Soeharto. Di Jakarta YBK akan menyelenggarakan pameran koleksi Bung Karno.(nas)

5 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BULAN Juni menjelang tiba. Dan kesibukan tambah melanda kota Blitar. Kota kecil yang biasanya tenang ini seakan sedang berpacu dengan waktu. Pusat kesibukan sendiri ada di Karangmulyo, yang termasuk kawasan desa Sentul di pinggir utara kota. Di sini suatu proyek nasional sedang dilaksanakan pemugaran makam Bung Karno. Dimulai setahun lalu, pemugaran itu "tinggal lagi penyelesaian terakhir," ujar ir. Ridwan Santosa, kepala proyek pemugaran itu Tender bangunan sipilnya seharga Rp 247 juta dimenangkan PT Bangun Cipta Sarana, rancangan gambarnya dari Biro Arsitek PT Gumarna, keduanya dari lakarta. Bangun Cipta Sarana adalah perusahaan bangunan pimpinan ir. Siswono Yudo Husodo. Sedang PT Gumarna pernah mendisain bangunan mesjid dan gereja di TMII, kompleks kampus Universitas 11 Maret dan Makam Mangadeg di Karanganyar, Surakarta. Sampai akhir pekan lalu sekitar proyek pemugaran itu masih dipagar setinggi 2« meter. Sejak pemugaran, makam ini tertutup untuk umum. Memotret pun dilarang. Untuk itu 2 petugas berseragam militer tampak berjaga-jaga di sana. Tapi mengintip dari sela-sela pagar tidak ada larangan. Pameran Ya Pameran Dalam pagar itulah kini 7 pekerja masih asyik mengukir 48 marmer kelabu muda untuk ditempelkan pada gapura makam. "Untuk mengukir satu marmer, seorang memerlukan waktu 3 hari," tutur Tulabi, pengukir marmer asal Tulungagung. Marmernya sendiri disediakan oleh PN Marmer Tulungagung. Pembuatan taman di sekeliling makam agaknya mendapat perhatian khusus. Yang di tanam antara lain pinus bunga nagasari dan rumput hias. Tiga pohon beringin putih juga sudah tumbuh. Dan yang putih itu hanya batang pohonnya saja sedang daunnya tetap hijau. Kini sudah setinggi antara 3-10 meter, pepohonan itu kabarnya didapat di desa Tumpang, Wilingi dan Kepanjen -- ketiganya di daerah Malang selatan. Yang sudah jadi adalah bangunan utamanya, yaitu cungkup atau atap yang tiga tingkat, berukuran 11 x 11 meter, tingginya 17 meter. Puncaknya berupa mustoko bulat dari perunggu, digayuti ukir-ukiran bermotif bunga. Keempat tiangnya terbuat dari perunggu, juga berukir. Atapnya terdiri dari sirap tembaga yang tampak seperti sirip ikan. Warnanya kehitam-hitaman. Hanya dinding kaca yang melindungi nisan Bung Karno belum dipasang. Menurut rencana, kaca setebal 20 mm itu akan memhatasi para penziarah dan nisan. Para penziarah kelak hanya bisa duduk di lantai marmer di luar dinding kaca yang di ketiga sisinya berpintu. Sebelah barat cungkup terdapat sebuah plaza dari batu andesit merah, hijau dan kelabu muda. Hamparan tanaman mawar merah dan mclati putih yang menurut rencana juga terdapat di sebelah barat cungkup, masih belum tampak. Namun bangunan lain seperti musholla dan paseban (tempat istirahat para penziarah) sudah selesai. "Semua tampak mengkilap. Karena atapnya dilapisi silikon kaca," tulis wartawan Slamet Oerip Pribadi dari TEMPO yang sempat mengintip proyek pemugaran itu. Pekerjaan ini tampaknya dikebut benar. Para pekerja bekerja siang-malam lembur sampai jam 9 malam. Menurut rencana 21 Juni nanti -- tepat 9 tahun wafat Bung Karno -- makam tersebut akan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pemerintah Daerah ternyata juga tidak tinggal diam. Jalan Slamet Riyadi yang menghubungkan pusat kota dengan makam di pinggir utara kota, telah diperbaiki. Sudah dibangun trotoar dengan 41 lampu merkuri berjajar di kiri-kanan jalan. Biayanya tak kurang dari Rp 45,9 juta. Lalu-lintas di jalan ini rencananya hanya satu arah menuju makam, sedang kembalinya lewat jalan lain yang kini sedang dalam perbaikan. Adanya makam Bung Karno di Blitar tampaknya akan merubah wajah kota itu. Banyak orang yang memandang jauh ke depan dan melihat apa yang bisa dimanfaatkan dari perkembangan itu seperti Go Tjwan Yen. Semula ia hanya menunggui tokonya di jalan Merdeka, B1itar. Tapi sekarang sudah membangun sebuah penginapan di pinggir jalan menuju makam. Disewanya rumah penduluk selama 20 tahun. Namanya"Wisma Rahayu", dengan tarip Rp 2.000 sampai Rp 7.500 semalam. Banyak lagi yang berbuat seperti Go. Maklum, di Blitar hanya ada 3 hotel dengan kapasitas 100 orang. Hingga ribuan penziarah terpaksa tidur di mobil, rumah penduduk atau emperan toko tahun-tahun lalu karena terbatasnya kamar hotel di kota kecil itu. Sementara itu di Jakarta telah lahir Yayasan Bung Karno (YBK). Didirikan 1 Juni tahun lalu oleh 8 putera-puteri Bung Karno, YBK akan memperkenalkan diri dengan menyelenggarakan pameran koleksi Bung Karno berupa lukisan, patung dan keramik. "Waktu dan tempatnya belum pasti," kata Guntur putera sulung almarhum dan ketua YBK pada TEMPO. Menurut sebuah sumber pameran yang akan diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki itu semula akan dilangsungkan April lalu, tapi kemudian diundur sampai Agustus mendatang. Adakah kegiatan ini ada hubungannya dengan peresmian pemugaran makam Bung Karno? "Tidak. Pameran ya pameran. Kita sejak dulu kan tidak ikut-ikut dengan soal pemugaran itu," kata Guntur lewat telepon. Hampir setiap hari kini Guntur bisa ditemui di YBK yang berkantor di sebuah rumah kecil yang baru dibangun di sudut agak terpencil di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta. Jadwal kerja panitia tampak ditempatkan di tembok kantor itu. Sebuah kalimat terbaca di sana: panitia bekerja 24 jam Lukisan Bung Karno sedada karya pelukis muda Dede Eri Supria dipajang di tembok yang sengaja dicat merah. Di ruang tamu yang sempit itu, lukisan ukuran 2 x 1« meter itu tampak sangat dominan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus