Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia atau PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan pihak kepolisian dan TNI untuk menjaga netralitasnya dalam Pemilu 2024. Hal itu ia ungkapkan dalam pidatonya di acara Konser Salam Metal Ganjar-Mahfud di Stadion Utama Gelora Bungkarno, Sabtu, 3 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya itu, Megawati juga menyinggung soal kasus Aiman Witjaksono yang kini bergulir di Kepolisian Daerah atau Polda Metro Jaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahu enggak Pak Aiman? Enak aja anak orang dipanggil-panggil," kata Megawati dengan suara lantang.
Ia pun kemudian menyebut Panglima TNI dan Aparatur Sipil Negara atau ASN dalam pidatonya itu. "Loh enak aja, saya adalah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia. Panglima (TNI), aparatur sipil negara (ASN) jangan sekali-kali...," kata Megawati.
Ia pun mengatakan mulai hari ini tak mau mendengar lagi soal ketidaknetralan aparat.
"Mulai dari hari ini ibu enggak mau dengar lagi. Emang polisi itu siapa? Panglima itu siapa yo?" tutur Megawati, sambil disambut teriakan para pendukung di tengah Stadion GBK.
Airman Witjaksono adalah jurnalis yang kemudian menjadi bagian tim pemenangan Ganjar-Mahfud. Ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas ucapannya yang menduga ada ketidaknetralan anggota Polri dalam Pemilu 2024 ini.
Pernyataan Aiman itu diunggah di media sosial Instagram pribadinya pada 11 November 2023. Dugaan ketidaknetralan tersebut muncul akibat adanya aparat yang menyatakan dukungan kepada pasangan calon presiden atau capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Imbas pernyataannya tersebut, Aiman dipolisikan dan telah menjalani pemeriksaan sebanyak dua kali di Polda Metro Jaya, terakhir pada Jumat, 26 Januari 2024.
Saat diperiksa Jumat pekan lalu, 26 Januari 2024, gawai milik Aiman disita oleh penyidik. Aiman sempat menolak karena khawatir identitas narasumbernya terungkap. Namun, setelah penyidik menunjukkan adanya surat penetapan dari pengadilan untuk disita ia tak berkutik
“Saya sempat bilang kalau mau diambil, ya, sebaiknya ditahan saja gitu. Saya ditahan saja karna saya enggak mau menunjukkan narasumber saya," kata Aiman ditemui Tempo di iNews Tower pada Senin, 29 Januari 2024.
Dia menjelaskan yang dikejar penyidik bukan gawai, tapi isi pesan di aplikasi WhatsApp, Instagram, dan Emailnya.
"Kenapa disita? Karena menurut penyidik saya berkomunikasi dengan narasumber saya itu lewat WhatsApp," ujarnya.
Menurut Aiman, penyidik mengejar siapa identitas informan Aiman dari kepolisian yang menyebarkan kabar adanya polisi tidak netral. "Iya, itu yang dikejar oleh penyidik," ujarnya.