Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Gatot Nurmantyo Terkait Kebangkitan PKI, Moeldoko: Membuat Kehebohan

Moeldoko menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal isu kebangkitan PKI.

1 Oktober 2020 | 14.41 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan kepada wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 20 Maret 2020. Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 untuk meningkatkan keterampilan melalu berbagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing pekerja. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Perbesar
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan kepada wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 20 Maret 2020. Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 untuk meningkatkan keterampilan melalu berbagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing pekerja. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal isu kebangkitan PKI. Soal ancaman kebangkitan PKI, Moeldoko menyatakan bukanlah suatu hal yang tiba-tiba. "Sebagai seorang pimpinan, beliau dilatih untuk mengevaluasi peristiwa demi peristiwa Tidak mungkin datang secara tiba-tiba," ujarnya pada wawancara refleksi hari Kesaktian Pancasila, Kamis 1 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Moeldoko menyatakan tidak mungkin semuanya terbentuk dan terbangun begitu saja, jadi tidak perlu berlebihan dan menakutkan orang lain. Ia berpendapat bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu, karena ada dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kewaspadaan yang dibangun untuk menenteramkan dan yang menakutkan. Tinggal kita lihat kepentingannya. Nah itulah pilihan dari seorang pemimpin, kalau saya memilih kewaspadaan untuk mententramkan,” ujar Moeldoko

Moeldoko merespon hal-hal yang terjadi belakangan ini adalah sebuah kecenderungan untuk ‘kehebohan pribadi’. Sebagai seorang mantan prajurit yang sudah dibekali bakat intelijen, bakat, kewaspadaan dan antisipasi, kata Moeldoko, sudah seharusnya yang dibangun adalah suasana yang menentramkan keadaan, bukan menakutkan.

Moeldoko memberikan penjelasan, ketika diri ya masih menyandang status prajurit, ia terikat dengan sapta marga juga sumpah prajurit, kedua hal tersebut melekat pada dirinya.

“Ketika ia pensiun, kadar saptamarga dan sumpah prajurit melekat pada masing-masing individu, apalagi jika sudah dicampuri kekuasaan achievement dan ambisi,” kata Moeldoko.

Moeldoko juga menilai terbentuk baru-baru ini, suatu organisasi bernama KAMI adalah suatu hal yang sah saja dan hal tersebut adalah dinamika politik, yang tidak perlu di sikapi secara berlebihan. Menurutnya hal tersebut adalah buah dari demokrasi.

Moeldoko menegaskan selama gagasan dari KAMI adalah hal yang baik dan bagus, akan di pertimbangkan, tetapi jika memaksakan kehedak, ada juga perhitungannya. Negara mempunyai kalkulasi sendiri dalam menjaga stabilitas dan keamanan.

ALEXANDRA HELENA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus