Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Staf Khusus Milenial Ayu Kartika Dewi: Tidak Dosa Punya Privilege

Ayu Kartika Dewi mengatakan merasa mendapat privilege saat menimba ilmu di Amerika Serikat, sebelum menjadi Staf Khusus milenial Presiden Jokowi.

25 November 2019 | 11.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ayu Kartika Dewi, perumus gerakan Sabang Merauke. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus milenial Presiden Jokowi, menjawab tudingan dari warganet bahwa 7 stafsus milenial adalah sosok yang memiliki hak istimewa (privilege) sejak sebelum masuk Istana.

Menurut Ayu Kartika Dewi, memaknai tudingan itu tergantung bagaimana orang-orang memaknai privilege.

"Kita tidak berdosa karena punya privilege. Yang menjadi pembeda adalah apa yang kita lakukan dengan privilege tersebut," kata Ayu Kartika Dewi di akun Instagram pribadinya hari ini, Senin, 25 November 2019.

Dia menilai, privilege yang ia terima secara kebetulan adalah memiliki orang tua yang sangat percaya kepada pendidikan. Meski ayahnya PNS dan bundanya ibu rumah tangga yang tak kaya, Ayu mengatakan keduanya selalu memberinya buku.

"Meskipun terbata-bata dalam berbahasa Inggris, mereka sangat ingin anak-anaknya fasih. Maka saya sejak kecil diberikan buku-buku dan dileskan bahasa Inggris," ujar Ayu.

Selain privilege sejak lahir itu, Ayu Kartika Dewi mengatakan ia juga merasa mendapat privilege saat berjuang menimba ilmu di Amerika Serikat. Pendiri program Sabang Merauke itu mengatakan privilege itu merupakan privilege yang ia dapatkan lewat perjuangan.

"Jadi apakah saya punya privilege? Tentu saja. Dan kita terberkati dengan dua jenis privilege ini. Kita semua bisa hidup di Indonesia ketika kita sudah merdeka, ini juga privilege loh."

Tudingan mendapatkan jabatan di Istana karena privilege muncul dan ramai di media sosial. Isunya pun mendapat respon yang pro kontra.

Ayu Kartika Dewi enggan memastikan bahwa semua Staf Khusus milenial Presiden Jokowi memiliki privilege.

Jika tudingan privilege dimaknai sebagai anak dengan latar belakang kaya raya, ia menduga itu diarahkan kepada Putri Tanjung, puttri pengusaha Chairul Tanjung. 

Meski begitu, menurut dia, tidak semua anak orang kaya melakukan apa yang dilakukan Putri.

"Ia (Putri) karena kesal selalu dibandingkan dengan ayahnya, memilih untuk buka usaha sendiri pada usia 15 tahun," ucap Ayu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Wartawan Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus