Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanri sudah dua kali memenuhi panggilan kejaksaan. Pemeriksaan kedua masuk pada materi kesaksian Manimaren, soal pertemuan 11 Februari di Hotel Mulia. Tanri menyangkal tuduhan itu dan ia balik mengadukan Manimaren soal pencemaran nama baik.
Berikut ini petikan wawancara Karaniya Dharmasaputra dan Johan Budi S.P. dari TEMPO dengan Tanri, Jumat pekan lalu.
Dari kesaksian Manimaren, seolah ada upaya melimpahkan kesalahan kepada Anda. Apa Anda merasa demikian?
Begini. Saat kasus Bank Bali diangkat oleh Panitia Khusus (Pansus) DPR, orang-orang yang ada dalam catatan Rudy Ramli diperiksa, termasuk saya. Ketika ditanya Pansus, saya jawab enggak terkait. Tidak ada upaya saya mengintervensi penguasa moneter, tidak pernah kontak. Apa saya bisa memerintah Menteri Keuangan atau Gubernur Bank Indonesia? Lalu, kasus ini diteruskan ke polisi dan kejaksaan. Saat diperiksa polisi, saya menjelaskan apa adanya, seperti yang saya kemukakan di DPR.
Karena itu, saya tidak pernah tidak datang. Saya merasa tidak bersalah. Sesudah Lebaran, saya ke Eropa dan Australia. Tiba-tiba, pada 21 Januari, pengacara saya menelepon, mengabarkan saya dijadikan tersangka. Kaget saya.
Kabarnya, Anda sudah tahu sebelumnya?
Memang, sebelum saya berangkat, sudah beredar bocoran. Beberapa teman menelepon. Katanya, Manimaren akan menjebloskan saya karena saya membantu mengungkap kasus Texmaco. Coba bayangin, apa urusan saya dalam Texmaco? Memang Manimaren dan abangnya (Marimutu Sinivasan) datang ke Kantor Menteri Negara BUMN untuk minta agar perusahaannya dihubungkan dengan Krakatau Steel.
Maksudnya dihubungkan?
Mereka mau membangun pabrik baja, mau bekerja sama dengan Krakatau Steel. Saya hubungkan supaya ketemu. Upaya pertama tidak jalan. Mereka datang lagi, saya telepon Direktur Utama Krakatau Steel, Sutrisno. Sudah, itu saja.
Dari seluruh kesaksian Manimaren itu, apakah semuanya tidak benar?
Mungkin ada yang benar, misalnya soal pertemuan, yang memang ada. Tapi pertemuan itu tidak membicarakan Bank Bali, dan bukan rapat.
Apa saja yang dibicarakan? Soal cessie Bank Bali?
Bukan. Cessie itu urusannya dengan moneter. Baramuli ngomongin Golkar atau orang-orang yang menghubunginya. Kalau Manimaren, soal kedekatannya dengan Pak Habibie. Manimaren kan selalu bilang anak angkat Pak Habibie.
Tapi kesaksian Manimaren mengatakan soal Bank Bali itu?
Manimaren membuat kesaksian yang tidak benar, dan menghancurkan orang. Enggak pernah ada aliran dana ke saya. Ke dia ada, kali.
Menurut laporan Pricewaterhouse, kan, ada aliran dana yang masuk ke perusahaan Anda?
Enggak ada. Terkaitnya dengan perusahaan Bintang Sidoraya dan Tason Putra Mandiri. Saya sudah tidak lagi terkait. Itu perusahaan Arung Gauk Jarre, tempat saya punya saham. Saya memang pernah memberikan pinjaman kepada Arung, pedagang markisa, saat ia mau menyelesaikan masalah di Bapindo pada 1998. Kembalinya dicicil. Kebetulan, nyicil-nya sesudah kasus Bank Bali.
Arung orang kepercayaan Anda?
Dia saya kenal sewaktu sama-sama bekerja di Multi Bintang.
Kenapa Anda dulu selalu menyangkal kenal Arung?
Begini. Dulu itu dia kan bilang masih keluarga saya. Memang Arung itu satu daerah dengan saya, tapi enggak ada hubungan keluarga sama sekali.
Bagaimana dengan pertemuan di rumah Habibie?
Sama Manimaren? Enggak pernah.
Di rumah Baramuli?
Pernah, kami kumpul di rumah Baramuli.
Manimaren ada di sana?
Manimaren itu ada di mana-mana, di rumah Baramuli, rumah saya, kantor saya. Siapa yang enggak bisa terima dia? Anaknya presiden, kok (tertawa).
Sejumlah pertemuan itu sama sekali tidak membicarakan Bank Bali?
Enggak. Kalau membicarakan Bank Bali, apa yang mau dibicarakan?
Pertemuan di Hotel Mulia?
Enggak ada itu. Saya dituduh mengatur pertemuan dengan Menteri Keuangan. Sama sekali enggak ada.
Sepertinya Baramuli terlindungi?
Memang Manimaren pernah mengatakan kepada Baramuli, "Pokoknya, Abang (Baramuli) tidak akan ada apa-apa. Saya mau hantam Tanri Abeng."
Kapan Manimaren berbicara seperti itu?
Saya lupa. Waktu itu, saya kebetulan sedang berada di rumah Baramuli. Ketika ditelepon Manimaren, saya ingat, Baramuli mengatakan, "Jangan begitu, dong. Tanri Abeng kan orangnya baik." Dijawab Manimaren, "Wah, dia yang menghancurkan Texmaco. Akan saya matikan dia." Begitu ngomong-nya.
Betul tuduhan itu?
Dia berupaya mengalihkan perhatian dan kebetulan memang ada yang mengharapkan saya sebagai komoditi politik. Kalau dia berbuat begini, kan, media massa mengarah ke saya, dan kasus Texmaco menghilang. Menurut saya, orang ini (Manimaren) no moral, no ethic, betul-betul.
Dalam pertemanan dengan Joko Tjandra, apakah pernah bercerita tentang cessie Bank Bali?
Dia ini banyak bisnisnya. Dia banyak cerita mengenai bisnis perhotelan, perkantoran. Kalaupun itu (Bank Bali) terlintas, tidak pernah membicarakannya. Sebab, saya juga memang enggak mengerti soal cessie. Itu bukan bidang saya.
Sekarang, apa tujuan mengadukan Manimaren ke polisi?
Saya ingin mencari kebenaran. Apa yang disaksikannya itu palsu dan merusak nama baik saya. Saya juga menggugatnya secara perdata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo