Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang difabel keterbatasan gerak karena kecelakaan bersepeda dapat berjalan kembali setelah menjalani operasi penanaman implan di otaknya. Ahli saraf dan ahli bedah di Swiss membuat koneksi nirkabel antara tulang belakang dan otak yang rusak menggunakan teknologi yang sama dengan teknologi yang digunakan untuk menghubungkan earphone nirkabel yaitu Bluetooth.
Penanaman Implan Bikin Difabel Kontrol Kekuatan
"Saya dapat mengontrol kekuatan dan gerak panggul saya kurang lebih 5 sampai 10 menit, meski sesaat setelah operasi otak, seperti ada jarak di otak saya ketika saya harus melakukan hal ini, ini sebuah terobosan yang penting bagi semua orang," ujar Gert-Jan Oksam, penyandang disabilitas fisik yang kembali dapat berjalan, seperti dikutip dari podcast SBS yang dipublikasikan Kamis, 25 Mei 2023. penyandang disabilitas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam operasi yang dialami Gert-Jan Oksam, artificial intelligent yang ditanam di dalam otak dapat memberikan perintah ke bagian otak yang berfungsi mengatur gerak tubuhnya. ini lantaran saat mengalami kecelakaan, otak Gert-Jan Oksam mengalami kerusakan yang menyebabkan terputusnya komunikasi antar bagian otak yang mengatur koordinasi gerak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim dokter dari Switzerland neuroscience research center menggunakan sinyal elektrik generik otak yang diperoleh melalui proses laser otak. Kemudian dokter melakukan decoding dari hasil tangkapan sinyal elektrik generik tersebut melalui kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang dapat memprediksi secara penuh respon dari berbagai stimulasi yang diterima otak terhadap anggota tubuh.
Kecerdasan Buatan Ini Bekerja seperti Cyborg
"Ini bekerja seperti cyborg, pasien tidak berjalan secara normal pada umumnya, melainkan artificial intelligent mengekstraksikan kode dari otak melalui sebuah alat komunikasi yang ditanam didalamnya," ujar Spesialis Syaraf dari Neuroscience Swiss Research Center NFPL SUV, Professor Curtin.
Selain menanamkan elektroda di otak, tim dokter juga menanamkan elektroda di sepanjang jalur tulang belakang Gert-Jan Oksam yang berfungsi menangkap sinyal dari otak. "Jadi kami menjembatani komunikasi antara otak dan tulang belakang yang terputus karena kecelakaan yang dialami pasien," kata dokter spesialis Neurosurgery, Josephine Blanc.
Meski sudah berhasil menanamkan elektroda di dalam otak dan tulang belakang pasien, tidak secara otomatis pasien langsung dapat berjalan. Pasien tetap harus menjalani rehabilitasi unttuk melatih kinerja implan di otak dalam mengkomunikasikan sinyal ke tulang belakang dan anggota tubuh lainnya dalam sistem koordinasi gerak.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.