JURUSAN Teknik Perminyakan (TM) ITB diistimewakan. Batas waktu
kuliah di sana mulur dari ketentuan 7,5 tahun maksimal menjadi 9
tahun. Bahkan ada 29 mahasiswanya dari angkatan 1962 yang masih
terdaftar--belum dipecat. Soal masa kuliah yang berlarut-larut
itu bukan salah mahasiswa tapi lebih karena dosen.
Cerita dimulai tahun 1962, ketika pemerintah membutuhkan sarjana
perminyakan untuk perusahaan minyak yang dinasionalisasikan.
Maka ITB mendirikan Jurusan TM, tapi perkembangannya kemudian di
luar dugaan. Sementara lulusannya dengan lancar memperoleh
pekerjaan baik di perusahaan minyak asing maupun Pertamina,
Jurusan TM sendiri kekurangan dosen. Itu pun mereka mengajar
sambil bekerja di perusahaan minyak yang jauh dari Bandung,
bahkan di luar Jawa. "Yang hadir tiap hari di sini (ITB) cuma
ketua dan sekretaris Jurusan," tutur Syam Irham, Ketua Himpunan
Mahasiswa TM. Dan kuliah biasanya hanya berlangsung Sabtu,
karena pada hari itulah padosen libur dari perusahaan minyak.
Maka di Jurusan ini penerimn mahasiswanya selalu di bawah
kapasitas. Tahun lalu masuk 53 mahasis padahal daya tampungnya
60. Bahkan tahun 1966 tak seorang calon pun mendaftar. Dan
dosen Jurusan TM suka "nyentrik". Ada yang tidak mengambil
gajinya sama sekali hingga menumpuk Rp 4,5 juta. Ada yang
gajinya hanya dibagi-bagikan kepada pegawai tata usaha. Bahkan
ia menyumbang sebuah mesin fotokopi untuk ITB.
Bayangkan, gaji bulanan sarjana Perminyakan di perusahaan asing
US$ 3.000. Ada toleransi pihak ITB. "Mereka mau mengajar, itu
sudah baik," kata Dr. Hariadi Supangkat, Rektor. "Kalau
dimusuhi, nanti mereka lari."
Tapi adakah jurusan perminyakan di perguruan tinggi lain? Oh,
ada di Universitas Trisakti, Jakarta, sejak September 1980, atas
dorongan pihak Pertamina. Sebetulnya terlebih dulu Pertamina
menawarkan ide ini kepada UI, tapi UI menolak, tutur Ir. Karnata
Ardjani, Ketua Jurusan TM di Tri Sakti itu.
Pertamina menyediakan untuk Tri Sakti seperti gedung,
laboratorium dan perlengkapan lain yang diperlukan. Beberapa
tenaga ahli di Pertamina ditugaskan pula mengajar di Jurusan TM
Tri Sakti ini.
Terbuka luas, tentu saja, praktek kerja lapangan yang dimulai di
tingkat II. Mahasiswa Tri Sakti diharapkan kelak menjadi sarjana
yang siap pakai. Maka perusahaan minyak umumnya membantu sang
mahasiswa.
Pendidikan ahli perminyakan juga ada di UPN (Universitas
Pembangunan Nasional) 'Veteran', di Yogyakarta. Sejak 1966 --
delapan tahun setelah - UPN berdiri Fak. Teknik Perminyakan
meluluskan 454 sarjana muda dengan ujian negara). Tapi hingga
bulan lalu, di antara tiga asisten dosen yarsg dikirim UPN ke
ITB, baru seorang yang berhasil menggondol kesarjanaan.
Fak. Teknik Perminyakan UPN lebih parah menghadapi soal dosen.
Setengah dari 64 dosen yang terdaftar di situ datang dari ITB,
UGM, Lemigas dan LIPI: "Maka jadwal kuliah di sini tidak
teratur," kata Ir. Sukendarmono, Pembantu Dekan (Pu-Dek) II FP
UPN. Kuliah berlangsung sebulan, dua bulan bahkan tiga bulan
sekali. "Kuliah yang biasanya diberikan dalam satu semester bisa
hanya diberikan dalam tiga hari terus-menerus," tambah
Sukendarmono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini