Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

TNI AL Sinergikan Aparat Maritim Cegah Penyelundupan

TNI AL juga mengembangkan puskodal dengan penggunaan satelit penginderaan jarak jauh dan radar pantai.

3 Januari 2025 | 20.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali (kanan) meninjau Ruang Kontrol Teknik di Gedung Submarine Machinery Propulsion System Simulator Koopskasel Koarmada RI usai peresmian di Kesatrian Koopskasel, Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 19 Juli 2024. Gedung Submarine Machinery Propulsion System Simulator itu merupakan tempat untuk menyelenggarakan latihan guna meningkatkan profesionalisme prajurit kapal selam TNI AL dalam sistem pendorongan kapal selam saat berlayar di permukaan maupun berlayar di bawah permukaan. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau TNI AL berencana mensinergikan seluruh unsur aparat maritim untuk mencegah penyelundupan dari luar negeri ke Indonesia. "Rencana ke depan kami akan memadukan seluruh pusat komando dan pengendalian (puskodal) aparat maritim," ujar Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali saat menggelar konferensi pers di Gedung Wisma Elang Laut, Jakarta, pada Jumat, 3 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Unsur aparat maritim tersebut mencakup Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Hubungan Laut. Ali menuturkan, sinergi antar aparat maritim diperlukan untuk menjaga perairan Indonesia, selain menggunakan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, kondisi perairan Indonesia ini rawan terhadap tindakan penyelundupan. Sebab, ujarnya, garis pantai yang terbentang di Tanah Air cukup panjang, serta kawasan lautnya dekat dengan negara tetangga. "Jadinya penyelundupan itu semakin mudah," ucapnya.

Selain upaya sinergitas tersebut, Ali menuturkan, TNI AL telah mengembangkan puskodal dengan penggunaan satelit penginderaan jarak jauh dan radar pantai. Nantinya kapal-kapal yang bertugas menjaga perairan Indonesia akan dilengkapi peralatan sensor yang canggih.

TNI AL sepanjang tahun lalu telah menggagalkan sejumlah kasus penyelundupan. Mulai dari penyelundupan narkoba, penyelundupan benih lobster, penyelundupan minuman beralkohol, penyelundupan pekerja migran ilegal, penyelundupan senjata, hingga penggagalan upaya penyelundupan organ tubuh manusia yang diperjualbelikan.

Baru-baru ini Presiden Prabowo Subianto berbicara soal kasus penyelundupan yang masih terjadi di Indonesia. Dia menilai adanya penyelundupan itu telah membahayakan kedaulatan bangsa. Prabowo mengatakan bakal menindak tegas pelaku penyelundupan yang telah merugikan Indonesia tersebut. 

Kepala Negara berujar akan meminta pendapat dari para ahli hukum perihal tindakan yang bisa dilakukan olehnya dalam menindak penyelundupan itu. "Saya nanti akan cari ahli-ahli hukum, apa wewenang yang bisa saya berikan kepada aparat," kata Prabowo.

Kepala negara ini mengisyaratkan akan menenggelamkan kapal yang membawa barang selundupan itu ke Indonesia. Terlebih, ujarnya, bila penyelundupan itu akan mengancam kehidupan rakyat Indonesia. "Kalau perlu kami tenggelamkan kapal-kapal itu," ujar eks Pangkostrad itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus