Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapat tambahan alat utama sistem persenjataan atau alutsista berupa 3 helikopter serang, 2 unit helikopter anti kapal selam, dan satu unit pesawat CN235 MPA untuk keperluan patroli maritim. Seluruh alutsista itu diperuntukan bagi TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alutsista tersebut diproduksi di dalam negeri oleh PT Dirgantara Indonesia atau PTDI. “PT DI telah sanggup menjawab tantangan dalam memproduksi heli dan pesawat udara ini,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat menerima heli dan pesawat tersebut di Bandung, Selasa, 9 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ryamizard mengatakan, tambahan heli dan pesawat itu sesuai dengan Renstra (Rencana Strategis) untuk pemenuhan pencapaian minimum esential force alutsista TNI. “Kita tunjukkan pada dunia bahwa produksi heli dan pesawat udara yang diserahkan pada TNI hari ini memiliki kualitas dan kemampuan yang handal serta prima dalam memperkuat sistem pertahanan negara Republik Indonesia,” kata dia.
Ryamizard mengatakan, pemerintah berkomitmen terus memberdayakan kemampuan industri pertahanan strategis menuju kemandirian alutsista untuk pemenuhan kebutuhan TNI. “Saya berharap Panglima TNI, Kepala Staf, dan seluruh prajurit untk merawat dan memelihara alutsista ini dengan sebaiknya agar pesawat dan heli ini memiliki usia pakai optimum dan memberikan rasa aman dan nyaman,” kata dia.
Menurut Ryamizard, heli dan pesawat yang diserahkan ini baru sebagian saja dari pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI. “Ini baru sebagian yang diserahkan. Bertahap, tahun ini diharapkan semuanya,” kata dia.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, heli dan pesawat yang diterima ini bagian dari pemenuhan kebutuhan TNI yang ada dalam Renstra (Rencana Strategis) II tahun 2014-2019. “Ada beberapa pesawat yang sudah masuk dalam pemesanan dari Kementerian Pertahanan pada PT DI. Itu semuanya adalah seuai hasil kebutuhan dari masing-masing angkatan,” kata dia, Selasa, 9 Januari 2018.
Hadi mengatakan, pesanan alutsista lainnya diantaranya 9 unit pesawat NC212i, 9 heli beragam jenis, termasuk sisa heli serang serta heli anti kapal selam yang belum rampung. “Mudah-mudahan di tahun 2019 semuanya sudah terpenuhi,” kata dia.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, Kementerian Pertahanan seluruhnya memesan 12 unit heli serang jenis Fennec tipe AS555 AP produksi bersama PT DI dan Airbus Helicopters Perancis untuk TNI Angkatan Darat yang tertuang dalam kontrak pembelian 7 Desember 2012.
“PT DI sudah menyerahkan 9 unit heli serang dari total 12 unit heli serang sesuai ketentuan dalam kontrak yang selanjutnya akan ditempatkan di Pondok Cabe dan Way Tumpang Lampung. Sisanya 3 unit lagi siap diserahkan Januari 2018 ini,” kata dia, Selasa, 9 Januari 2018.
Elfien mengatakan, alutsista berupa 2 heli anti kapal selam yang diserahkan itu jenis Panther dengan tipe AS565 MBe menyusul 2 unit heli yang sama yang sudah diserahkan pada akhir tahun lalu. “Saat ini kami telah menyerahkan 4 unit, dan sisanya 7 unit akan diserahkan bertahap pada tahun 2018 ini,” kata dia.
Menurut Elfien, heli anti kapal selam tipe Panther ini yang petama ada di Indonesia. “Sekalipun hasil kolaborasi antara PT DI dengan Airbus Helicopters Perancis, namun fase integrasi sejak desain dan pemasangan hasil karya PT DI,” kata dia.
Terakhir, 1 unit pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) merupakan bagian dari 2 unit pesanan Kementerian Pertahanan dalam kontrak yang diteken sejak 7 Januari2013 lalu. “Sisa 1 unit lagi akan siap diserahkan pada Juni 2018 ini,” kata dia.