Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tukar Dukungan Demi Pemilihan

PDIP Surabaya merintis kerja sama dengan Demokrat. Bersiasat agar pemilihan tidak diundurkan.

3 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA hari setelah pendaftaran calon kepala daerah ditutup, Wisnu Sakti Buana mulai bisa sedikit bernapas lega. Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Surabaya ini merasa usahanya membangun komunikasi politik menumbuhkan harapan. Sebab, Partai Demokrat memberi sinyal akan mengajukan calon wali kota di ibu kota Jawa Timur itu.

"Kami sudah mengantongi tiga nama buat menantang pasangan inkumben," kata Ketua Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo, Jumat pekan lalu. Pasangan inkumben yang dimaksud Gubernur Jawa Timur itu tak lain Tri Rismaharini dan Wisnu, yang diusung PDI Perjuangan.

Sampai pendaftaran calon kepala daerah ditutup pada Selasa pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum di Surabaya hanya menerima pendaftaran pasangan itu. Popularitas dan elektabilitas Risma yang sangat tinggi membuat partai lain belum mengajukan calon. Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2015, Komisi menunda pemilihan kepala daerah yang hanya memiliki calon tunggal hingga 2017.

Itu sebabnya, agar pemilihan kepala daerah tetap berlangsung, PDI Perjuangan Surabaya rajin melobi kiri-kanan. Salah satu yang dibidik adalah Partai Demokrat. Menurut Wisnu, pembicaraan dengan Soekarwo dilakukan karena calon kepala daerah yang disokong Demokrat juga menjadi calon tunggal di Pacitan, Jawa Timur.

Pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur itu juga membicarakan kemungkinan kerja sama politik. Tujuannya agar pemilihan kepala daerah di Surabaya dan Pacitan berlangsung sesuai dengan jadwal. "Tapi belum sampai ke keputusan," ujar Wisnu. Soalnya, seluruh keputusan, termasuk rekomendasi mengusung calon, harus menunggu lampu hijau dari pimpinan pusat partai. Bila "subsidi silang" ini disetujui, PDI Perjuangan akan mengajukan calon kepala daerah di Pacitan.

Soekarwo mengakui hubungannya dengan Wisnu cukup dekat dan "sudah seperti keluarga". Ia mengatakan sering bertandang ke rumah Soetjipto Soedjono (almarhum), ayah Wisnu, tokoh PDI Perjuangan.

Soekarwo menampik kabar bahwa kedua partai telah menggelar barter politik. Ia juga masih enggan mengungkap siapa tiga kader yang akan dijagokan buat menyaingi Risma dan Wisnu. Yang pasti, kata dia, langkah Demokrat mengusung kadernya sudah melalui pertimbangan matang. "Mereka bukan boneka," ujarnya.

Soekarwo sadar Demokrat butuh sokongan. "Kalau sendirian, tidak cukup," katanya. Ia belum bisa memastikan apakah tambahan suara itu akan diperoleh dari koalisi Majapahit, yang terdiri atas Gerindra, Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan NasDem. Di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surabaya, Demokrat hanya memiliki enam kursi. Untuk mengajukan calon, diperlukan minimal sepuluh kursi DPRD.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang D.H. membenarkan komunikasi politik yang dilakukan kader partai banteng di Jawa Timur. Persoalan tersebut juga sudah dibahas pengurus pusat PDI Perjuangan di rumah Megawati Soekarnoputri.

Yandhrie Arvian, Mohammad Syarrafah (Surabaya), Artika Rachmi Farmita (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus