Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SJAFRIE Sjamsoeddin dan Glenny Kairupan sudah bersahabat sejak duduk di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Jakarta. Glenny adalah kakak kelas Sjafrie. Glenny, kini Ketua Partai Gerindra Sulawesi Utara, juga senior Sjafrie di Akademi Militer. Sjafrie menamatkan pendidikan setahun setelah Glenny, bersamaan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pada 1974.
Lama berkawan, Sjafrie beberapa kali menumpahkan kegundahannya kepada Glenny, termasuk tentang namanya yang didorong sejumlah kalangan maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Kepada Glenny, suatu ketika saat keduanya bertemu, Sjafrie berujar, "Aku ini tidak mengerti politik."
Glenny kemudian memberi wejangan kepada sohibnya itu. "Pemimpin harus berani masuk selokan, tak pakai nguing-nguing atau pengawal," kata Glenny, Kamis pekan lalu, menirukan ucapannya kepada Sjafrie.
Empat bulan menyimpan kegalauan, Sjafrie akhirnya memutuskan mengikuti saran Glenny. Saat berbuka bersama di kediamannya di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa pekan lalu, ia mengumumkan sikap politiknya atas dukungan untuk maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Ketika itu, tiga ketua partai politik DKI Jakarta hadir, yakni Muhammad Taufik dari Gerindra, Nachrowi Ramli dari Demokrat, dan Syakir Purnomo dari Partai Keadilan Sejahtera.
Sementara sebelumnya Sjafrie terkesan malu-malu, hari itu dia secara terbuka mengumumkan kesediaannya menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Dia tak lupa menegaskan minimnya jam terbang di dunia politik. Inilah salah satu alasan mengapa keputusan itu ia pikirkan empat bulan lamanya. "Saya harus mencermati, mempelajari apa yang tersirat yang menjadi bagian isi otak saya," ujar Sjafrie.
Keputusan Sjafrie menambah peta penantang calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama. Selain Sjafrie, dua kandidat calon gubernur dari Partai Gerindra adalah Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. Nama Sjafrie pernah masuk bursa penjaringan yang dilakukan Gerindra Jakarta. Namun dia memilih tak acuh karena sedang menyelesaikan pendidikan doktoral di luar negeri.
Ketua Gerindra Jakarta Muhammad Taufik sempat mendatangi rumah Sjafrie pada Maret lalu. Kala itu, Taufik menyampaikan kepada Sjafrie bahwa namanya masuk bursa pencalonan Partai Gerindra. Sjafrie masih gamang mendengar permintaan itu. "Karena ini politik, saya mesti ngomong dengan keluarga," kata Taufik menirukan ucapan Sjafrie.
Di Gerindra, Sjafrie didukung sejumlah pensiunan tentara. Glenny salah satunya. Modal utamanya adalah kedekatan secara personal dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo dan Sjafrie beberapa kali menghabiskan waktu dengan makan bersama. Seorang politikus Gerindra menuturkan salah satu tempat pertemuan keduanya adalah Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Sjafrie dan Prabowo berteman sejak menjadi taruna di Akademi Militer dan karier keduanya sama-sama bersinar di era Orde Baru. Keduanya dinilai sebagai tokoh militer yang dekat dengan ulama Islam. Saat Sjafrie menjadi Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta, Prabowo menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat. Ketika ada pergerakan pasukan yang menduga Prabowo bakal mengkudeta pemerintah Bacharuddin Jusuf Habibie, Sjafrie juga membela koleganya itu.
Beberapa hari sebelum acara buka puasa pada Selasa pekan lalu itu, seorang politikus Gerindra menuturkan Sjafrie sempat bertandang ke kediaman Prabowo di Hambalang. Tujuannya adalah menyampaikan rencana pengumuman secara terbuka pencalonannya di depan para pendukungnya. Sjafrie gagal bertemu dengan sang empunya rumah, yang sedang berada di luar negeri. Dia kemudian menitipkan pesan kepada salah seorang sekretaris Prabowo. "Pak Prabowo masih di Thailand," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono.
Menanggapi ihwal kunjungannya ke Hambalang tersebut, "Ya, itu bagian dari proses," ujar Sjafrie di Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, Jumat pekan lalu.
Saat acara buka puasa di kediamannya itu, kedekatan dengan Prabowo juga menjadi topik perbincangan mantan Panglima Kodam Jayakarta ini dengan tamunya. Dia mengatakan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itulah yang menggugahnya untuk ikut bertarung di Jakarta. "Yang membangunkan saya, ya, Prabowo," ujar Sjafrie.
Seorang petinggi Gerindra menuturkan Prabowo mulanya menjagokan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur. Salah satu alasannya, Sandiaga kader internal. Apalagi, ketika itu, Sjafrie belum nongol sebagai salah satu kandidat. Sikap Prabowo mulai berubah saat menerima sejumlah pemuka agama Islam di rumahnya di Hambalang. "Para ulama inilah yang menyorongkan nama Sjafrie," kata politikus itu.
Pada awal April lalu, sekitar 30 tokoh Islam mendatangi kediaman Sjafrie. Di antaranya KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i, pemimpin Perguruan Islam As-Syafiiyah; mantan Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, KH Maulana Kamal Yusuf; dan pemimpin Pesantren Husnayain, KH A. Cholil Ridwan. Ada juga mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi, Abdullah Hehamahua; Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang M.S. Kaban; dan eks Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah.
Para ulama tersebut datang untuk mendengarkan langsung kesediaan pria kelahiran 30 Oktober 1952 itu menjadi calon gubernur. Kabar pencalonannya pun sudah menyebar dari mulut ke mulut. Forum Ulama DKI Jakarta juga sudah mengajukan nama Sjafrie sebagai calon gubernur sejak tahun lalu. Dalam pertemuan tertutup itu, kata Abdullah Hehamahua, "Beliau menyatakan siap menjadi calon gubernur."
Glenny mengakui kedekatan hubungan Sjafrie dengan para pemuka agama. Salah satu penyebabnya adalah pembebasan tahanan politik tokoh Islam setelah Orde Baru tumbang. Glenny menuturkan Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden pada 1993 itu perlu mendekati tokoh-tokoh Islam yang dianggap radikal. "Wajar beliau mengayomi mereka," ujarnya.
Turun gelanggangnya Sjafrie disambut positif partai politik di Jakarta. Ketua PKS Jakarta Syakir Purnomo memuji Sjafrie sebagai tokoh yang mau turun ke lapangan dan bersedia mendengar. Syakir telah melaporkan hasil pertemuannya dengan Sjafrie kepada Presiden PKS M. Sohibul Iman. "Nanti diputuskan pengurus pusat," kata Syakir.
Partai Demokrat juga kepincut. Ketua Partai Demokrat Jakarta Nachrowi Ramli bakal mengundang Sjafrie untuk berbicara di depan Forum Betawi Rempug dan Forum Komunikasi Anak Betawi. Dia memastikan tak mendukung inkumben yang mengatakan telah maju sebagai calon independen. "Kami undang Sjafrie untuk menyampaikan visi-misi," ujar Nachrowi.
Kendati mendapat sinyal positif dari berbagai pihak, jalan Sjafrie belum sepenuhnya mulus di Gerindra. Di kalangan internal partai itu, Sjafrie tetap harus bersaing dengan Sandiaga Uno, yang lebih rajin turun ke masyarakat. Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan gerakan Sjafrie terlihat senyap dibanding Sandiaga. Pekan lalu, Arief justru melontarkan nama baru kandidat gubernur yang dilirik partainya, yakni mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso.
Sjafrie mengakui belum ada jaminan bakal dipilih Prabowo. Namun, karena didorong Prabowo, Sjafrie merasa telah mendapat garansi moral dari koleganya di militer tersebut. Apalagi, kata dia mengklaim, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga memberi sinyal dukungan. Adapun Arief menegaskan, sejauh ini, tak ada yang bisa menjamin siapa yang bakal dipilih Prabowo. "Nanti diputuskan di detik-detik terakhir," ujarnya.
Wayan Agus Purnomo, Abdul Aziz, Devy Ernis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo