Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjadi sorotan di media sosial pasca mendapatkan serangan dari dua pesaingnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, pada debat capres Ahad lalu. Warganet pun menyinggung julukan Gemoy untuk Menteri Pertahanan itu yang kini menjadi Sadboy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sadboy adalah julukan bagi laki-laki yang sensitif dan cenderung senang meluapkan emosinya. Biasanya, julukan ini diberikan kepada laki-laki yang terlihat sedih karena patah hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Julukan itu diberikan kepada Prabowo karena dia dalam beberapa kesempatan, dia terlihat mengeluarkan ekspresi sedih dalam debat capres. Bahkan, seorang pengguna media sosial X dengan akun bernama @xquitavee membagikan video yang dia nilai sebagai detik-detik Prabowo menitikan air mata di debat capres lalu.
“Pa @prabowo berlinang air mata bukan karena dihujat dan di fitnah atau kalah debat, tapi karena SAKIT HATI NEGARA dan KEKUATAN MILITER INDONESIA YANG JADI KEBANGGAN RAKYAT INDONESIA DIHINA OLEH DUA CAPRES PECUNDANG YANG AMBISI INGIN JADI PRESIDEN,” tulis keterangan pada unggahan akun X tersebut.
Menanggapi unggahan itu, sejumlah warganet di media sosial X pun menyebut Prabowo sebagai Sadboy. Adapun Berikut beberapa cuitan warganet di X yang menyebut Prabowo dengan julukan sadboy.
“Dari gemoy ke sadboy, seakan-akan korban, pada hal memang enggak mampu. Ini calon presiden loh, masa gitu, dikit-dikit bicara berdua, nanti bicara yang berda yang ada tiiitttt,” komentar @Robby****.
“Dari gemoy menuju sadboy… gue malah kasian liat pendukungnya jadi pada letoy,” kata @Txt_ba*****.
“Habis GEMOY terbitlah sadboy…,” tulis @consti*****.
“Berawal dari gemoy boy… kemudian sad boy… now… angry boy!,” komentar @vai**.
“Sudah pasang wajah sadboy eh balik lagi ke setelah pabrik,” cuit akun @abah****.
Prabowo dicecar Anies dan Ganjar pada debat capres
Prabowo Subianto mendapatkan cecaran bertubi-tubi dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo pada debat capres Ahad lalu. Anies misalnya, langsung menyinggung soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang rencananya akan dibeli Kementerian Pertahanan. Anies juga menyinggung soal lahan seluas 340 ribu hektare milik Prabowo sejak awal debat.
Tak hanya itu, capres yang diusung oleh Koalisi Perubahan itu juga sempat mempermasalahkan sejumlah perusahaan yang berhubungan dengan Prabowo dan orang-orang Partai Gerindra sebagai penggarap berbagai proyek di Kementerian Pertahanan. Satu perusahaan yang dia singgung adalah PT Teknologi Militer Indonesia yang menjadi konsultan dalam beberapa proyek pengadaan persenjataan. Anies juga menyinggung proyek lumbung pangan alias food estate yang gagal dan dijalankan oleh PT Agro Industri Nasional (PT Agrinas).
Sementara Ganjar Pranowo menyinggung soal sejumlah indeks pertahanan Indonesia yang menurun. Dia juga menyoroti tidak tercapainya target Minimum Essential Force (MEF) oleh Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo. Ganjar pun sempat memberikan nilai 5 dari 10 atas kinerja Prabowo.
Menanggapi cecaran bertubi-tubi dari Anies dan Ganjar, Prabowo Subianto beberapa kali hanya menyatakan data yang mereka ungkapkan salah. Akan tetapi dia tak bersedia membuka data yang dianggap benar. Dia justru mengajak Anies dan Ganjar untuk berbicara di luar forum debat capres.