Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setelah Tujuh Kasus Cacar Monyet Ditemukan

Pemerintah bergerak cepat untuk mendeteksi penularan cacar monyet setelah ditemukan tujuh kasus positif di Jakarta.

23 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Sparrow Health System sedang menguji virus cacar monyet di laboratorium Rumah Sakit Sparrow di Lansing, Michigan, Amerika Serikat, 11 Agustus 2022. Reuters
Perbesar
Sparrow Health System sedang menguji virus cacar monyet di laboratorium Rumah Sakit Sparrow di Lansing, Michigan, Amerika Serikat, 11 Agustus 2022. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Tujuh kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta.

  • Pemerintah segera menyebarkan informasi agar masyarakat memahami penularan virus.

  • Masyarakat diingatkan untuk tidak mengabaikan potensi penularan cacar monyet.

JAKARTA – Kementerian Kesehatan mewaspadai penyebaran virus monkeypox atau cacar monyet yang diduga telah menular antarmanusia. Kewaspadaan ini muncul setelah ditemukan tujuh kasus positif virus monkeypox di Jakarta. Kecepatan untuk mendeteksi penularan dan mengisolasi penderita menjadi sangat penting untuk mencegah penyebaran virus. “Penyebaran informasi juga penting agar masyarakat memahami virus ini,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya dalam diskusi kesiapsiagaan penanganan kasus monkeypox secara daring, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Azhar mengatakan telah meminta Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso bergerak lebih cepat dalam merumuskan bahan kampanye untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Rumah sakit akan mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta biro komunikasi publik. Kampanye ini bakal dijalankan secara serentak melalui berbagai media. “Banner, Instagram, dan Facebook akan kami gunakan sebagai media kampanye,” ujarnya. 

Baca Juga:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kementerian Kesehatan mengirim surat edaran kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, untuk mengantisipasi penyebaran cacar monyet. Pada saat yang sama, pengkajian tentang potensi penyebaran kasus terus dijalankan. Dengan memperkirakan potensi penyebaran ini, pemerintah bisa menyiapkan fasilitas kesehatan, alat perlindungan diri, hingga vaksinasi. “RSPI juga perlu aktif bergerak dan berkoordinasi dengan rumah sakit di daerah,” kata Azhar.

Spesialis Dermato Venereologi dan Estetika RSPI Sulianti Saroso, Ni Luh Putu Pitawati, mengatakan satu kasus cacar monyet di Indonesia telah ditemukan pada Agustus tahun lalu. Temuan tersebut juga menjadi kasus pertama penularan antarmanusia. “Kasus tahun lalu ini mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri, ke negara yang banyak ditemukan kasus monkeypox,” ujarnya. 

Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara, 10 Februari 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Virus cacar monyet dapat menyebar melalui kontak langsung kulit ke kulit ataupun membran mukosa. Termasuk saat berhubungan seks, baik saat berciuman, bersentuhan, melakukan seks oral, maupun penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala. Ruam pada alat kelamin dan mulut berkontribusi terhadap penularan selama kontak seksual. Dengan demikian, masyarakat perlu menghindari kontak dengan siapa pun yang memiliki gejala.

Adapun gejala awal seseorang terinfeksi cacar monyet di antaranya mengalami demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot dan punggung, serta kelelahan secara terus-menerus. Gejala lain yang muncul terdapat pada saluran pernapasan, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk. Setelah timbul demam, tanda-tanda lain yang biasanya terjadi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit.

Penularan cacar monyet, kata Ni Luh, juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak erat selama dan setelah kelahiran. Penularan penyakit ini juga bisa terjadi lewat kontak antara hewan dan manusia yang terinfeksi. Selain itu, penularan bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi virus cacar monyet. “Penularan juga terjadi melalui droplet,” ucapnya.

Direktur RSPI Sulianti Saroso Alvin Kosasih mengatakan RSPI ditunjuk pemerintah untuk menjadi koordinator nasional penanganan penyakit infeksi emerging. Jadi RSPI mempunyai tanggung jawab penuh dalam memberikan pelayanan dan pendidikan serta penelitian penyakit infeksi emerging yang baru atau yang sudah ada. “Negara harus siap menghadapinya, seperti dalam kasus pandemi Covid-19,” ujarnya.

Setelah ditemukan kasus monkeypox di Indonesia, kata Alvin, pemerintah menerbitkan surat edaran kesiapsiagaan pada 18 Oktober lalu. Jejaring rumah sakit pengampuan juga diminta meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi lonjakan angka kasus. “Kami telah mengajak semua stakeholder memberikan perhatian terhadap temuan kasus ini,” kata Alvin.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, mengatakan tujuh kasus monkeypox yang ditemukan saat ini berbeda dengan kasus yang terdeteksi pada Agustus tahun lalu. Pada tujuh kasus monkeypox ini, penularannya diduga melalui transmisi lokal. Adapun kasus terkonfirmasi pertama ditemukan pada 12 Oktober lalu. “Artinya, penularan terjadi di dalam negeri, bukan kasus impor dari luar negeri,” ucapnya. 

Vaksin cacar monyet di Worcester County, Massachusetts, Amerika Serikat, 24 Mei 2023. Reuters

Ngabila mengatakan tiga orang sudah sembuh dan empat pasien lain masih dalam perawatan terisolasi di RSPI Sulianti Saroso. Semua pasien merupakan pria berusia 25-35 tahun. Untuk mencegah penularan, pemerintah berencana memvaksin sekitar 500 orang dari kelompok berisiko di Jakarta. Kelompok ini mengacu pada orang-orang yang sebelumnya memiliki kontak erat dengan pasien positif terinfeksi cacar monyet. Mereka akan mendapat dua dosis suntikan. Pemberian dosis pertama dan kedua berjeda empat pekan. “Karena saat ini stok vaksin di Indonesia baru ada seribu dosis,” ujarnya. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengimbau masyarakat tidak mengabaikan potensi penularan cacar monyet. Sebab, penularan itu bisa terjadi di mana saja meskipun secara umum jumlah penderita relatif sedikit. “Bisa saja sudah terjadi penularan, tapi belum terdeteksi,” katanya. “Untuk daerah yang mobilitas penduduknya cukup tinggi berpotensi ditemukan kasus.”

IMAM HAMDI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus