Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Anak Ferdy Sambo Unggah Foto Ayahnya dan Lagu Gugur Bunga, Begini Liriknya

Trisha Eungelica, anak Ferdy Sambo unggah di akun medsosnya foto ayahnya diringi lagu Gugur Bunga karya Ismail Marzuki. Apa artinya?

15 Februari 2023 | 20.02 WIB

Trisha Eungelica. Istimewa
Perbesar
Trisha Eungelica. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pada akun Instagram pribadinya Trisha Eungelica, @trisha_eungelica, anak perempuan Ferdy Sambo, ia membagikan video ketika ayahnya yang masih mengenakan seragam dinas menghabiskan waktu dengan anak-anaknya, khususnya ia dan adik bungsunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ditambah dengan lagu Gugur Bunga, Trisha memberikan pesan menyentuh dalam video tersebut yang bertuliskan, “No words describe you daddy.” Artinya, tidak ada kata-kata yang menggambarkanmu ayah. 

Merujuk akun Instagram @trisha_eungelica, ia menunjukkan pada publik bahwa Ferdy Sambo merupakan ayah terbaik bagi dirinya. Bahkan, ia melihat Ferdy Sambo sebagai sosok pahlawan bagi keluarganya yang terlihat dari lagu Gugur Bunga dalam video tersebut.

Makna Lagu Gugur Bunga

Gugur Bunga merupakan salah satu lagu wajib nasional yang memiliki makna tersirat tentang perjuangan para pahlawan. Lirik lagu Gugur Bunga ditulis oleh seorang komponis legendaris asal Indonesia, Ismail Marzuki. Sejak kecil, Ismail Marzuki memang sudah menyukai musik dan lagu-lagu, sebagaimana dikutip buku Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap

Ismail Marzuki pun turut berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui lagu-lagu bertajuk perjuangan yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Akibatnya, semakin menunjukkan bahwa dirinya adalah seniman Indonesia. Adapun, lagu-lagu ciptaannya selain Gugur Bunga, di antaranya Rayuan Pulau Kelapa (1944), Halo-Halo Bandung (1946), dan Melati di Tapal Batas (1947). Tak hanya itu, ia juga terkenal sebagai 

komponis besar milik bangsa Indonesia kala itu. Berkat karya-karyanya yang mengharumkan nama bangsa Indonesia, pemerintah menobatkan gelar pahlawan untuk Ismail Marzuki berdasarkan Keppres Nomor 89/TK/2004 pada 5 November 2004.

Mengutip Komunikasi Ekaprasetia Pancakarsa, lagu Gugur Bunga diciptakan oleh Ismail Marzuki ketika sang ayah berpulang ke pangkuan Sang Pencipta, tanpa sempat bertemu dengan anaknya. Akibatnya, ia hanya melihat segunduk tanah bertabur bunga. Lagu ini juga diciptakan untuk menghormati para pejuang yang telah gugur selama masa revolusi atau perang demi mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari para penjajah. Pada masa tersebut, Indonesia sedang berjuang melawan pasukan sekutu dari Inggris dan Belanda selama bertahun-tahun.

Puncak dari pertempuran  dengan para penjajah terjadi pada 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Dengan begitu, lagu Gugur Bunga kerap diperdengarkan ketika melangsungkan upacara peringatan Hari Pahlawan.

Adapun, lirik lagu ini mengandung makna kesedihan tentang kehilangan para pahlawan yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk masa depan bangsa. Kata “gugur” dalam lagu ini identik dengan kisah para pejuang yang meninggal dunia di medan perang ketika berjuang. 

Lambat laun, lagu Gugur Bunga pun dapat dimaknai secara lebih luas lagi. Pahlawan yang dikenang dalam lagu ini tak hanya merujuk kepada orang-orang atau tokoh nasional yang terlibat dalam kemerdekaan, tetapi juga mereka yang pernah berjuang untuk kemajuan bangsa.

Bahkan, tak hanya dalam lingkup bangsa, lagu ini juga dapat dipersembahkan dalam lingkup lebih kecil, seperti keluarga. Wajar saja, jika putri Ferdy Sambo mengunggah video sang ayah dengan lagu Gugur Bunga

Merujuk Kumpulan Lagu Wajib Nasional dan Daerah Indonesia, berikut adalah lirik lagu Gugur Bunga yang dilansir Trisha Eungelica, anak Ferdy Sambo untuk ayahnya:

Betapa hatiku takkan pilu

Telah gugur pahlawanku

Betapa hatiku takkan sedih

Hamba ditinggal sendiri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

 

Siapakah kini plipur lara

Nan setia dan perwira

Siapakah kini pahlawan hati

Pembela bangsa sejati

 

Telah gugur pahlawanku

Tunai sudah janji bakti

Gugur satu tumbuh seribu

Tanah air jaya sakti

 

Gugur bungaku di taman bakti

Di haribaan pertiwi

Harum semerbak menambahkan sari

Tanah air jaya sakti

Pilihan Editor: Tangis Ferdy Sambo di Dalam Tahanan Titip Agar Anaknya Lanjutkan Cita-cita

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus