Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat penutupan debat cawapres, pada Ahad, 21 Januari 2024 lalu, Mahfud MD calon wakil presiden nomor urut tiga membuat pernyataan penutup dengan meminta maaf kepada ibu-ibu dan anak cucu yang terdampak kerusakan lingkungan. Menurut Mahfud yang menjadi masalah utama adalah kondisi hukum di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Masalah yang menjadi tema debat kali ini sangat penting untuk masa depan bangsa. Masalah utamanya adalah pedang hukum kita masih tumpul. Kalo pedang hukum tidak tumpul, kita pasti bisa tabrak habis-habisan. Program pembangunan akan berjalan dengan baik.” kata Mahfud Md yang juga Menko Polhukam ketika menutup debat bertempat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbeda dari kandidat cawapres lain, Mahfud menggambarkan bagaimana kondisi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia lewat lagu Ebiet G. Ade yang dikutipnya. Lagu tersebut berjudul Berita Kepada Kawan setelah mengutip ayat Al-Quran.
“Dan terkait ini saya teringat lagu Ebiet G. Ade yang berbunyi begini ‘Barangkali disana ada jawabnya, mengapa didesaku terjadi bencana. Mungkin tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga akan dosa-dosa’ dan seterusnya.” kata Menteri Koordinator politik, hukum, dan HAM itu.
Ebiet G. Ade dan Adera perkenalkan lagu Untuk Kita Renungkan pada milenial. Foto/Dok.Musica Studios
Profil Ebiet G. Ade
Dikutip dari laman resmi Ebeitgade, pria ini memiliki nama asli Abid Ghoffar Aboe Dj’far. Lahir di daerah Wanadadi, Banjarnegara tanggal 21 April 1954. Ebit merupakan anak keenam dari pasangan Aboe Dja’far dan Saodah. Ayahnya seorang pegawai negeri sipil, sedangkan ibunya seorang penjual kain. Ebiet menikah dengan perempuan bernama Yayu Sugianto (Koespudji Rahayu) pada 4 Februari 1982 dan telah dikaruniai 4 orang anak.
Ebiet dikenal sebagai musisi legendaris era 70-an yang masih eksis hingga sekarang. Dia dikenal sebagai penyanyi dengan karya musiknya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok terpinggirkan. Kebanyakan lagu-lagu miliknya beraliran folk pop, country, dan soft rock serta dibalut dalam bentuk balada.
Ebiet dikenal sebagai musisi legenda di Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan banyak mendapat penghargaan dari berbagai komunitas di dalam maupun luar negeri. Seperti pada albumnya Camellia sampai album Isyu berturut-turut meraih penghargaan Golden dan Platinum Record sebanyak delapan belas buah dari Jackson Record dan label lainnya.
Pada penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Ebiet juga pernah dianugerahi kemenangan seperti, album terbaik ballada & country tahun 1997, penyanyi Solo terbaik tahun 1997, dan Lagu Terbaik AMI Sharp Award tahun 2000.
Lagunya yang berjudul “Berita Kepada Kawan” dirilis pada 1996, dinyanyikan oleh Mahfud MD sebagai kutipan dalam closing statement debat kedua kemarin.
Berikut lengkapnya lirik lagu "Berita Kepada Kawan":
Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
SAVINA RIZKY HAMIDA I TEGUH ARIF ROMADHON
Pilihan Editor: Warganet Sebut Gibran Lakukan Cringe, Ini Maksudnya