Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Untuk pertama kalinya, Ali John Meredith-Lacey, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Novo Amor, bermain di festival musik indie Indonesia tahunan, Music Gallery 2018. Bersama band penggiringnya, penulis lagu, perancang suara sekaligus produser tersebut membawakan 10 lagu, baik dari album Woodgate (2014), Bathing Beach (2017) dan Heiress – Novo Amor & Ed Tullet (2017).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novo Amor membawakan lagu Silvery, Colourway, Embody Me, Holland, Carry You, Faux, Anchor, Alps, From Gold, dan Terraform. Sayangnya ada kesalahan teknis di tengah pertunjukan. Gitar yang digunakan Ali tidak dapat mengeluarkan suara. Selagi kru membetulkan kesalahan tersebut, permainan biola oleh salah satu pemain band penggiring mengalihkan fokus penonton.
Vokalis Novo Amor
“Terima kasih banyak. Saya minta maaf dengan apa yang terjadi barusan. Halo, nama saya Ali. Saya sangat lelah karena perjalanan dengan pesawat cukup lama” ucap Ali sambil menenggak air mineral.
Setelah menyetel kembali gitarnya, Ali dan band penggiring melanjutkan pertunjukan. Setiap Novo Amor membawakan lagu, penonton memberi sambutan dengan teriakan bersemangat. Juga Ali selalu berkata terima kasih di akhir lagu yang dibawakan.
“Kami harus pergi. Semoga kami bisa kembali bermain di Indonesia. Terima kasih!” ucap Ali.
Terraform menjadi lagu terakhir pertunjukan musik Novo Amor malam itu. Lagu Terraform sendiri bercerita mengenai kerja keras dan pengorbanan buruh tambang belerang di Kawah Ijen, Gunung Ijen yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Lewat lagu ini, Novo Amor ingin memberitahu dan mengajak semua orang untuk meningkatkan kesadaran serta memberikan donasi untuk para buruh tambang belerang agar dapat hidup lebih layak.