Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dehidrasi merupakan kondisi dimana adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh atau dapat dikatakan kekurangan cairan di dalam tubuh. Hilangnya cairan tubuh ini diiringi dengan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Penyebab utamanya adalah kekurangan natrium dan air. Saat mengalami dehidrasi, maka dapat dipastikan kesehatan orang tersebut mulai menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Laboratorium Klinik Cito, orang dewasa disarankan untuk mengkonsumsi air minimal 2–3 L per hari. Dengan minum air maka jumlah air di dalam tubuh cukup dan proses filtrasi di ginjal akan lebih ringan dan tidak terjadi penumpukan zat dalam ginjal yang beresiko menyebabkan timbulnya kristal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, bagaimana cara mendeteksi apakah kita mengalami dehidrasi atau tidak dengan mudah?
Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat warna urine yang dihasilkan oleh tubuh. Melansir dari Health Line, berikut adalah penjelasan warna urine:
1. Jernih
Urine yang jernih menunjukkan bahwa Anda minum lebih banyak dari jumlah air yang direkomendasikan setiap hari.
Meskipun terhidrasi adalah hal yang baik, minum terlalu banyak air dapat merampas elektrolit tubuh Anda. Urine yang terkadang terlihat jernih bukanlah alasan untuk panik, tetapi air seni yang selalu jernih dapat menunjukkan bahwa Anda perlu mengurangi jumlah air yang Anda minum.
Air seni yang jernih juga dapat menunjukkan masalah hati seperti sirosis dan hepatitis virus. Jika Anda tidak mengonsumsi banyak air dan memiliki urine yang jernih, Anda disarankan untuk menemui dokter.
2. Kekuningan hingga kuning
Warna urin "khas" jatuh pada spektrum kuning muda ke warna kuning yang lebih dalam. Pigmen urokrom yang secara alami ada dalam urin Anda menjadi lebih encer saat Anda minum air.
3. Merah atau merah muda
Urine mungkin terlihat merah atau merah muda jika Anda makan buah-buahan dengan pigmen merah muda atau magenta alami, seperti bit atau blueberry. Sementara urin yang berwarna merah atau merah muda mungkin berasal penyebab lain. Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan darah muncul dalam urin Anda, gejala yang dikenal sebagai hematuria seperti pembesaran prostat, batu ginjal, tumor di kandung kemih dan ginjal
4. Oranye
Jika urin Anda berwarna oranye, itu bisa menjadi gejala dehidrasi. Jika Anda memiliki urin yang berwarna oranye selain tinja berwarna terang, empedu mungkin masuk ke aliran darah Anda karena masalah dengan saluran empedu atau hati Anda. Penyakit kuning pada orang dewasa juga dapat menyebabkan urin berwarna oranye.
5. Biru atau hijau
Urin berwarna biru atau hijau bisa disebabkan oleh pewarna makanan. Ini juga bisa menjadi hasil dari pewarna yang digunakan dalam tes medis yang dilakukan pada ginjal atau kandung kemih Anda.
Infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan urin Anda menjadi biru, hijau, atau bahkan ungu nila. Secara umum, urin biru jarang terjadi dan kemungkinan besar terkait dengan sesuatu dalam diet Anda.
6. Cokelat tua
Dalam kebanyakan kasus, urin yang berwarna coklat tua menunjukkan dehidrasi. Urin berwarna coklat tua juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu, termasuk metronidazol (Flagyl) dan klorokuin (Aralen).
7. Urine berbusa
Urine yang keruh bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Ini juga bisa menjadi gejala beberapa penyakit kronis dan kondisi ginjal. Dalam beberapa kasus, urin keruh adalah tanda lain dari dehidrasi.
Urine keruh dengan busa atau gelembung disebut pneumaturia. Ini bisa menjadi gejala kondisi kesehatan yang serius, bukan hanya karena dehiodrasi tapi termasuk penyakit Crohn atau divertikulitis.
VALMAI ALZENA KARLA