Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hoax Jadi Ancaman bagi Industri Pariwisata Indonesia

Hoax menjadi ancaman yang nyata bagi pariwisata Indonesia saat ini.

21 Maret 2018 | 14.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, DENPASAR - Berita bohong alias hoax menjadi ancaman yang nyata bagi pariwisata Indonesia saat ini. Kementerian Pariwisata pun menghadapinya secara serius dengan menyebarkan gerakan Generasi Pesona Indonesia (Gen PI) di seluruh Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Staf Khusus Menteri Pariwisata Don Kardono mencontohkan peran Gen PI itu saat adanya video viral mengenai sampah plastik di perairan Nusa Penida. "Sebenarnya itu masuk kategori hoax karena tidak jelas lokasinya dan kapan diambilnya," katanya saat melantik kepengurusan Gen PI Bali, Rabu, 21 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat itu, Don bersama dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya melihatnya disiarkan oleh sebuah stasiun TV di Berlin, Jerman. "Menteri langsung memerintahkan untuk membuat informasi tandingan dengan mengirim relawan Gen PI ke Nusa Penida," ucapnya.

Relawan ini kemudian membuat foto-foto dan video yang kemudian disebarkan melalui berbagai media sosial, seperti Twitter, Instagram, dan Facebook, sampai menjadi trending topic sehingga membantu proses recovery citra pariwisata Bali, khususnya Nusa Penida.

Saat ini, di seluruh Indonesia, sudah ada 22 cabang Gen PI. Sedangkan untuk di luar negeri, Kementerian membentuk generasi Wonderful Indonesia (WI) yang sudah memiliki cabang di lima negara. Anggotanya terdiri atas para mahasiswa Indonesia di luar negeri.

Selain menangkal hoax, relawan Gen PI dan WI bertugas mempromosikan berbagai destinasi wisata di daerahnya serta menyampaikan kebijakan-kebijakan dalam mendorong pertumbuhan pariwisata.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali Cok Ace menyatakan persaingan pariwisata saat ini memang semakin ketat, karena semua negara menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan.

"Karena itu, kita tidak boleh lengah dengan berbagai pujian, khususnya bagi Bali," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali ini. Dampaknya bahkan kini sudah terasa bagi Bali, seperti dengan menurunnya lama tinggal di Bali, yang sebelum bom Bali rata-rata enam hari per wisatawan, kini hanya tiga hari. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus